Jakarta, Katasulsel.com — Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, kebutuhan terhadap rumah juga terus bertambah.
Pada tahun 2021 diperkirakan kebutuhan rumah berdasarkan kepemilikan sebesar 11,4 juta unit. Tren industri properti di tahun 2022 ini akan mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian dan masyarakat mulai membiasakan diri dengan kondisi new normal ini.
Penduduk Indonesia hingga beberapa dekade mendatang didominasi penduduk usia produktif, sehingga kebutuhan terhadap rumah akan terus bertambah.
Kebutuhan akan hunian rumah didominasi oleh hampir 59,5 persen adalah perempuan dan 40,5 persen laki-laki. Tren pergeseran usia konsumen juga didominasi pencari properti yang berasal dari generasi Z yaitu sebanyak 19,4 persen dan milenial dengan persentase 48,7 persen.
Sepanjang tahun 2021, Pinhome juga telah melihat dan merekam beberapa tren perilaku konsumen, di antaranya sekitar 78 persen menggunakan metode pembayaran KPR bank, sementara 33,5 persen transaksi properti di bawah Rp300 juta.
M. Vachry Widhanto Lead Product Owner Pinhome menuturkan, “Kami mengamati bahwa akan menjadi tren di 2022 dan seterusnya justru lebih kepada semakin meluasnya digitalisasi di sektor properti, para peminat properti mengharapkan pengalaman baru saat melakukan transaksi properti. Mulai dari proses pencarian properti yang lebih mudah melalui layar laptop atau gawai mereka, kemudian melakukan penjadwalan kunjungan dengan lebih mudah, hingga proses pengajuan KPR yang lebih mudah dan nyaman”.
Walaupun kebutuhan akan hunian semakin meningkat, harga yang ditawarkan justru selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kecenderungan penduduk produktif golongan menengah ke bawah saat ini adalah mengundurkan pembelian rumah karena kendala uang muka dan kesulitan dalam proses pengajuan cicilan KPR.
Tentunya hal tersebut menjadi kendala utama terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Masyarakat Berpenghasilan Tidak Tetap (Non-fixed Income/NFI) yang memiliki jumlah total penghasilan seluruh keluarga di bawah Rp6 juta perbulan.
Lebih lanjut, Vachry mengatakan, “Di tahun 2022, Pinhome akan fokus untuk melayani segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Masyarakat Berpenghasilan Tidak Tetap (Non-fixed Income/NFI).
Pinhome ingin hadir untuk membantu masyarakat untuk mengakses properti dengan lebih mudah, bahkan untuk mereka yang masih unbankable. Dalam melayani segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Masyarakat Berpenghasilan Tidak Tetap (Non-fixed Income/NFI), Pinhome berkolaborasi dengan SMF untuk menghadirkan program #CicilDiPinhome”.
Program #CicildiPinhome sebagai pelengkap program KPR dan opsi pembiayaan rumah yang sudah ada di Indonesia. Program KPR bisa dilakukan di bank manapun, sedangkan #CicildiPinhome khusus hanya pada rumah yang Pinhome miliki (primary).
CicildiPinhome merupakan alternatif skema pembelian rumah yang bertujuan untuk membantu konsumen membeli rumah dengan cara dicicil selama 1-20 tahun sambil menempati rumah tersebut.
Program ini hadir untuk mengatasi persoalan pembelian rumah dengan cara KPR yang sering kali menghambat konsumen, terutama MBR, untuk memiliki rumah yang terjangkau dengan mudah. Program #CicilDiPinhome ini tidak menitikberatkan SLIK Checking, cicilan tetap selama 1-20 tahun dan bebas biaya KPR.
Pinhome selalu menyediakan solusi untuk semua lapisan masyarakat. Untuk cicilan berjalan yang dibayarkan oleh konsumen apabila sudah tidak sanggup untuk diteruskan, maka akan dikembalikan ke konsumen.
Jika akan mendaftar program #cicildipinhome maka diharapkan dengan rasio #Cicildipinhome di angka 50 persen, dengan minimum penghasilan yang dibutuhkan adalah Rp3 Juta perbulan dengan catatan tidak ada cicilan lain (kendaraan, HP, dll).
Demi kemudahan akses properti untuk para pelanggan, Pinhome selalu memastikan bahwa program #CicildiPinhome didukung dengan proses yang lebih fleksibel.
Setelah menentukan rumah idaman, pihak Pinhome akan mengurus berbagai administrasi, dan konsumen mengirimkan dokumen persyaratan seperti KTP, NPWP, bukti penghasilan, serta membayar booking fee. Yang menjadi salah satu keunggulan dari program ini adalah first payment yang bersifat refundable.
Sebagai langkah awal, saat ini program Cicil Di Pinhome masih terbatas di area DKI Jakarta dan Tangerang, yakni menyasar Cluster Kronjo Regency yang berlokasi di Pagedangan Udik, Kronjo, Kabupaten Tangerang – Banten.
Dalam waktu dekat, Vachry mengatakan, harapannya program Cicil Di Pinhome dapat segera diluncurkan dan semakin banyak masyarakat yang memperoleh manfaat dari program tersebut.(*)
Tinggalkan Balasan