Sidrap – Jalan yang rusak dapat menjadi hambatan bagi perekonomian masyarakat.
Jalan yang berlubang dan bergelombang seperti yang terjadi di jalan poros Sidrap-Soppeng menyebabkan kendaraan sulit melintas, dan akhirnya berdampak pada biaya transportasi yang lebih tinggi dan bahkan memengaruhi distribusi barang.
Hal tersebut disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sidrap, AM Yusuf Ruby SE di kantornya di Pangkajene, Senin, 10 April 2023.
Pemilik Hotel Grand Zidni di Sidrap tersebut menyampaikan, salah satu dampak paling langsung dari jalan rusaknya jalan poros Sidrap-Soppeng itu adalah biaya transportasi yang lebih tinggi.
Belum lagi, kendaraan yang melintasi jalan yang rusak tersebut, akan mengalami kerusakan lebih cepat, dan akhirnya akan memerlukan biaya perbaikan yang lebih tinggi.
“Coba bayangkan jika itu terus menerus terjadi dan apabila biaya perbaikan itu kemudian diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi untuk produk yang dihasilkan atau dikirimkan,” kata pria yang akrab disapa Puang Ucu itu mencontohkan
Akibatnya, sambung dia lagi, harga barang yang dihasilkan di wilayah tersebut dapat menjadi lebih mahal daripada daerah lain yang memiliki akses jalan yang lebih baik.
Selain biaya transportasi yang lebih tinggi, jalan rusak antara Sidrap-Soppeng itu, juga dapat mempengaruhi distribusi barang. Jika jalan tidak memungkinkan kendaraan besar melintas, maka barang akan sulit diangkut ke tempat tujuan.
Hal itu dapat memengaruhi jumlah barang yang dijual dan ketersediaannya di pasar lokal. Akibatnya, produsen dan pedagang dapat kehilangan peluang untuk menghasilkan lebih banyak uang dan menjual produk mereka.
Dampak jalan rusak pada perekonomian warga, tutur penghobi motor gede (moge) itu, tidak hanya terbatas pada biaya transportasi dan distribusi barang.
Jalan rusak itu, sebutnya, juga dapat memengaruhi mobilitas dan ketersediaan tenaga kerja “Jika jalan rusak, maka orang akan sulit untuk bergerak ke tempat kerja. Akibatnya, tingkat pengangguran dapat meningkat dan kesempatan kerja dapat hilang. Bahkan, orang mungkin terpaksa bekerja di sektor informal, di mana penghasilan dan kondisi kerja biasanya lebih buruk daripada sektor formal,” katanya.
Karena itu, Yusuf berharap pemerintah segera memperbaiki jalan yang rusak cukup lama tersebut.
“Saya ulangi, jalan yang rusak itu, dapat menjadi hambatan bagi perekonomian masyarakat, sehingga kita semua harus memastikan bahwa infrastruktur jalan yang baik tersedia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” paparnya
Dikatakannya, perbaikan jalan yang rusak akan membantu meningkatkan efisiensi transportasi barang dan orang, yang akan membantu meningkatkan kinerja sektor bisnis.
Selain itu, kondisi jalan yang baik juga akan meningkatkan daya saing daerah dalam perebutan investasi dan perdagangan regional dan nasional
“Sebagai pengusaha, kami sangat memahami bahwa biaya transportasi yang lebih rendah dan aksesibilitas yang lebih baik dapat membantu kami mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas, yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan pendapatan dan keuntungan bisnis kami,”
“Saya berharap Pemprov Sulsel yang telah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut, agar kiranya mempercepat proses perbaikannya,” pinta Yusuf
Selain itu, Yusuf meminta masyarakat ikut aktif memberikan pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan proyek perbaikan jalan juga sangat penting untuk memastikan kualitas jalan yang baik dan tahan lama.(*)
Tinggalkan Balasan