Suasana pagi dipenuhi semilir angin sejuk dan udara yang segar. Pemandian Air Panas Lejja Soppeng ini menjadi lokasi pelaksanaan Rakerda I Tahun 2023, Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Sidrap.
Laporan: Edy Basri
PEMANDIAN Air Panas Lejja Soppeng, terletak di tengah hamparan perbukitan yang hijau. Air panas yang berasal dari dalam perut bumi mengalir deras, membentuk kolam-kolam alami yang memukau. Suasana alam yang indah dan panorama yang menakjubkan menjadikan tempat ini sempurna untuk acara penting IWO Sidrap (Rakerda).
Kurang lebih 45 menit berkendara dari Kabupaten Sidrap, rombongan pesert Rakerda I IWO Sidrap akhirnya tiba di Pemandian Air Panas Lejja Soppeng, Selasa, 16 Mei 2023.
Tiba di lokasi, kami disambut dengan senyuman hangat oleh para karyawan (pengelola) pemandian. Rupanya, pengelola sedari tadi sudah menyiapkan kami tempat yang sangat nyaman dan strategis.
Lokasi pertama kami berada di utara kolam utama yang berhadapan langsung dengan aula besar. Tak lama kemudian, kami pun melakukan pembukaan acara sambil dilanjutkan dengan makan siang sambil menunggu giliran untuk menempati aula besar yang sudah kami pesan lebih awal.
Kebetulan, rombongan KPU Kabupaten Soppeng masih beraktivitas disitu. Kami baru bergeser ke aula besar sekira pukul 15.00 WITA.
Dari tempat awal kami berada, terlihat jelas para karyawan mulai membersihkan aula besar, para karyawan pemandian juga terlihat sibuk menata ruangan rapat. Setelah semuanya beres, kami kami pun dipersilakan untuk menempatu aula besar tersebut.
Mengawali agenda rapat kerja, kami melakukan serangkaian acara pembukaan di tempat sementara yang disediakan pengelola pemandian. Kapolres Sidrap AKBP Erwin Syah SIK melalui Kasi Humas, AKP Zakaria datang membuka acara. Tidak lama berlangsung, rombongan Ketua IWO Soppeng Andi Mull Makmun tiba.
Kapolres dalam arahannya berharap rakerda tersebut dapat berjalan lancar dan sukses melahirkan program kerja bagi organisasi. Ia juga tak lupa menyemangati pengurus agar tidak bosan membuat inovasi, serta menjaga kekompakan.
Lalu, saya selaku Ketua IWO Sidrap menyambung dengan beberapa hal penting kepada seluruh peserta.
Di pembukaan, saya menyampaikan banyak poin, terutama pentingnya Rakerda IWO. Saya katakan, organisasi tanpa Rakerda Nonsen. Sebab, disitulah organisasi merumuskan apa saja yang akan dilakukannya dimasa datang. Disitu momen merencanakan, menetapkan program, melaksanakan program serta mengevaluasi program
Raker sendiri bertujuan untuk melahirkan program kerja, lain dari itu, untuk mempererat tali persaudaraan pengurus dan membahas isu-isu terkini dalam dunia jurnalistik. Suasana yang tenang dan sejuk di sekitar pemandian memberikan inspirasi bagi peserta dalam berdiskusi.
Acara inti rapat pun dimulai. Peserta mulai melalui rapat sesuai tahapan-tahapan yang telah ditetapkan. Kurang lebih 12 jam peserta rapat bergulat dengan ide dan gagasan, diskusi rapat sangat alot hingga akhirnya berhasil melahirkan sejumlah program kerja.
Setelah intens terlibat rapat selama beberapa jam, peserta Rakerda IWO Sidrap pun merasa perlu untuk menikmati keindahan pemandian yang menawan. Mereka menggantungkan pakaian dan melangkah ke dalam kolam-kolam air panas yang menyegarkan. Sensasi air hangat yang menyelimuti tubuh mereka seolah menghilangkan penat dan kelelahan.
Tak hanya berendam di kolam air panas, para peserta juga dapat menikmati kegiatan lainnya. Beberapa memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar pemandian sambil menikmati pemandangan alam yang memesona. Ada juga yang memilih untuk menikmati pijatan relaksasi di bawah dedaunan pohon yang rindang.
Makan malam pun mulai disipkan dan disajikan di area terbuka dengan hidangan khas daerah. Sambil menikmati lezatnya masakan Sidrap, peserta berbincang santai, saling berbagi pengalaman, dan membentuk ikatan yang lebih erat di antara mereka.
Seiring rembulan bergerak memancarkan cahaya yang indah, peserta Rakerda IWO Sidrap kembali menikmati suasana pemandangan alam Lejja yang sangat menakjubkan. Ada peserta yang masih berdiam aula besar, namun sebagian besar sudah berkeliling menikmati suasan alam Lejja. Hampir semua merasa terinspirasi oleh keajaiban pemandian air panas Lejja Soppeng dan berharap dapat mengadakan kegiatan serupa di masa depan.
Kenangan yang tak terlupakan dan semangat yang terpatri dalam diri peserta Rakerda. Setiap wartawan membawa pulang cerita-cerita menarik yang dapat mereka bagikan kepada pembaca dan pengikut mereka.
Pemandian Air Panas Lejja Soppeng, sebagai tempat pelaksanaan Rakerda IWO, tidak hanya memberikan pengalaman yang memikat tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Mereka merasa terhubung dengan alam dan mendapatkan ketenangan yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan profesinya yang penuh tantangan.
Setelah Rakerda berakhir, IWO Kabupaten Sidrap merasa termotivasi dan bersemangat untuk melanjutkan perjuangan mereka dalam dunia jurnalistik. Mereka berkomitmen untuk terus memberikan informasi yang akurat, transparan, dan bermutu tinggi kepada masyarakat.
Pemandian Air Panas Lejja Soppeng pun menjadi sorotan di media, khususnya jurnalis yang tergbung pada IWO Sidrap dengan liputan yang menggambarkan keindahan alam dan keunikan tempat tersebut. Hal ini juga berdampak positif pada pariwisata lokal, dengan peningkatan jumlah wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi pemandian tersebut.
Rakerda IWO Kabupaten Sidrap di Pemandian Air Panas Lejja Soppeng tahun 2023 tidak hanya menjadi acara rutin organisasi, tetapi juga membuka pintu bagi kolaborasi dan pertemuan di lokasi alam yang menakjubkan. Keberhasilan acara ini memberikan inspirasi untuk menggelar kegiatan serupa di masa depan, yang tidak hanya memperkuat ikatan antarwartawan, tetapi juga mempromosikan keindahan dan keunikan yang dimiliki Soppeng itu
Dengan semangat dan kenangan indah yang terpatri dalam hati mereka, peserta Rakerda IWO Kabupaten Sidrap pulang dengan harapan dan tekad yang baru. Mereka siap untuk menghadapi tantangan dan melanjutkan perjuangan mereka dalam membangun dunia jurnalistik yang lebih baik, sambil merindukan keajaiban Pemandian Air Panas Lejja Soppeng yang tak terlupakan.
Masa depan IWO Kabupaten Sidrap terlihat cerah setelah Rakerda yang sukses di Pemandian Air Panas Lejja Soppeng. Apalagi selama pelaksanaan Rakerda, Direktur Utama (Dirut) Perusda Kabupaten Soppeng, Ir Muhammad Jufri setia membersamai kami sejak awal hingga berakhirnya acara. Beliau banyak bercerita tentang Pemandian Alam Lejja yang menakjubkan itu
Satu hal yang saya garis bawahi dari Bang Jufri, begitu kami akrab menyapanya, bahwa pemandian air panas Lejja Soppeng itu, sudah jauh berubah dari sebelum-sebelumnya. Dulu, sebutnya, Lejja Soppeng hanyalah dianggap sebagai tempat makan-makan bagi para pengunjung, namun kini menuju Lejja hot spring natural healing resort
Dia bercerita, Lejja Soppeng ini berada dalam kawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Selatan. Di dalam kawasan ini ada 16 satwa liar jenis ever yang dilindungi, 10 ekor kringkin bukit (prionitas platury), dan satu ekor prikici dora (tricholusus otaney).
Lokasi Pemandian Air Panas Lejja terletak di kawasan hutan lindung di Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng. Jaraknya dari ibu kota kecamatan sekitar 14 kilometer.
Jika wisatawan berangkat dari Makassar, akan menempuh perjalanan sekira 220 kilometer ke Batu-batu, Kecamatan Marioriawa. Kemudian pengunjung masih harus menempuh perjalanan sekitar 14 kilometer menuju lokasi wisata tersebut.
Jarak tempuh dari ibu kota kecamatan sekira 10 menit, dengan melalui jalanan menanjak dan berkelok. Bagusnya, kondisi jalan menuju Lejja ini sudah mulus.
Dikatakannya, air panas Lejja berasal geothermal gradient. Yakni laju peningkatan temperatur seiring dengan meningkatnya kedalaman di interior bumi. Sumber air panas Lejja disebut muncul dari air hujan yang menyerap ke sela-sela bebatuan hingga di kedalaman 10 sampai 25 km. Sementara di bawahnya, terdapat lahar panas sehingga mengeluarkan air panas.
Di wilayah ini, sambungnya bertutur, dulunya merupakan kawasan gunung api yang berusia sekitar 1,5 hingga 2 juta tahun lalu. Namun gunung api itu kini sudah tidak aktif. Dari situ, Pemerintah Daerah (Pemda) Soppeng pun melakukan rehabilitasi dengan membangun beberapa kolam sebagai tempat untuk berendam. Lejja yang dulunya hanya sumber mata air panas biasa kini menjadi salah satu lokasi wisata favorit.
Sebelumnya, nama desa lokasi Permandian Air Panas Lejja bernama Babbae. Namun berubah menjadi Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa. Kini Taman Wisata Lejja dikelola Perusahaan Daerah (Perusda) Soppeng melalui PT Lamataesso Matappa. Konon, masyarakat sekitar meyakini sumber mata air panas Lejja berasal dari sebuah pohon tua yang berusia ratusan tahun. Selain itu, air panasnya juga diyakini berkhasiat bagi kesehatan.
Saat ini, sudah ada enam kolam renang di Pemandian Air Panas Lejja. Setiap kolam memiliki suhu yang berbeda-beda. Mulai dari 60 derajat celcius hingga 40 derajat celcius. Tingkat kepanasan air bergantung jarak kolam dengan sumber mata air panasnya. Terdapat juga kolam khusus untuk anak-anak dengan suhu 40 derajat celsius.
Menurutnya, sifat fisik air panas Lejja Soppeng berada pada temperatur: 55.8 °C dengan pH: 9.47 serta konduktifitas: 413 uS/cm dengan TDS: 294 ppm. Dari aspek geologi, mata air panas Lejja keluar melalui rekahan batuan dari Lava Gunung Kalampee yang berumur Pliosen (5.4-2.4 juta tahun yang lalu).
“Lava berwarna abu-abu kehijauan, kristal berukuran halus-sedang yang terdiri dari mineral plagioklas, dan piroksen. Satuan batuan ini diperkirakan berasal dari hasil erupsi Gunung Kalampe yang bersifat efusif (letusan aliran),”tuturnya
Menurutnya lagi, air panas di daerah Lejja Soppeng ini, diperkirakan berasal dari air meteorik yang terpanaskan oleh sumber panas di kedalaman. Sumber panas dapat berupa intrusi magma, maupun sisa magma dari Gunung Kalampee yang berumur Pliosen.
Air meteorik masuk dari zona resapan ke bawah permukaan kemudian terpanaskan dan kembali muncul ke permukaan melalui rekahan batuan. Zona resapan utama berada pada daerah perbukitan di sebelah barat sistem panas bumi. Zona resapan (*)
Tinggalkan Balasan