Musyawarah Daerah merupakan forum tertinggi di tingkat kabupaten/kota yang memilih formatur dan menetapkan ketua terpilih.

Oleh DR. Ishak Kenre, SKM,.M.Kes
Wakil Ketua PC. Muhammadiyah MaritengngaE

SELAIN itu, forum ini juga melakukan evaluasi terhadap program kerja sebelumnya dan menyusun program kerja untuk periode berikutnya (2023-2027). Evaluasi program kerja sebelumnya digunakan sebagai rujukan dan untuk memahami faktor penyebab, kendala, dan hambatan yang menyebabkan program tidak terlaksana.

Dengan menggunakan evaluasi tersebut, forum dapat mengambil pelajaran yang berharga dan memetakan potensi serta energi warga persyarikatan, terutama peserta musyawarah, dalam menyusun langkah-langkah strategis dalam program kerja lima tahun ke depan. Proses ini juga melibatkan penerimaan kritik konstruktif dan usulan dari peserta untuk memperbaiki program kerja.

Kepemimpinan yang dicintai dicapai melalui kepemimpinan kolektif dan kolegial yang didukung oleh sumber daya kader yang tersebar di berbagai bidang serta dukungan dari organisasi otonom dan amal usaha Muhammadiyah/Aisyiyah.

Kekayaan peran dan posisi dalam berbagai bidang ini menjadi modal utama untuk mengaktifkan gerakan keumatan, gerakan kemanusiaan, dan gerakan kebangsaan, sejalan dengan tema musyawarah daerah ke-14, yaitu “Mencerahkan Umat, Memajukan Sidenreng Rappang”.

Pembahasan program kerja periode sebelumnya dan program kerja ke depan merupakan bagian integral dari kepemimpinan daerah Muhammadiyah. Kepemimpinan yang dicintai tidak hanya diinginkan oleh warga persyarikatan, tetapi juga menjadi harapan dan impian dari simpatisan dan masyarakat pada umumnya, mengingat peran organisasi keagamaan sebagai contoh, sumber inspirasi, dan solusi dalam menghadapi tantangan kompleks dalam hal keumatan dan kebangsaan saat ini.

Mewujudkan kepemimpinan yang dicintai bukanlah hal yang mudah, dimulai dengan proses pemilihan yang demokratis sesuai peraturan Muhammadiyah, dengan menjunjung tinggi prinsip musyawarah mufakat dan kasih sayang.

Proses pemilihan tersebut melibatkan partisipasi dari semua pihak terkait (pimpinan, peserta, panitia, dan pengarah) yang bekerja secara amanah dan profesional. Melalui proses musyawarah yang berkualitas, diharapkan dapat terbentuk kepemimpinan yang dicintai yang akan menghasilkan output sesuai dengan tujuan Muhammadiyah, yaitu menjunjung tinggi agama Islam dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dalam upaya mencapai kepemimpinan yang dicintai, penting untuk melanjutkan dengan baik proses musyawarah dan pembahasan program kerja. Proses pemilihan yang demokratis harus dijalankan sesuai dengan peraturan Muhammadiyah, dengan memprioritaskan prinsip musyawarah mufakat dan kasih sayang.

Seluruh pihak terlibat, termasuk pimpinan, peserta, panitia, dan pengarah, perlu bekerja secara amanah dan profesional. Dengan mengoptimalkan partisipasi mereka dalam musyawarah yang berkualitas, diharapkan dapat terbentuk kepemimpinan yang dicintai oleh semua anggota dan simpatisan Muhammadiyah.

Kepemimpinan yang dicintai memiliki peran yang sangat penting dalam menjunjung tinggi agama Islam dan menjawab permasalahan kompleks yang dihadapi oleh umat dan bangsa saat ini. Melalui kepemimpinan yang berkualitas, Muhammadiyah dapat menjadi contoh, sumber inspirasi, dan solusi dalam memajukan gerakan keumatan, gerakan kemanusiaan, dan gerakan kebangsaan.

Dalam melahirkan kepemimpinan yang dicintai, penting juga untuk terus memperkuat peran dan posisi organisasi otonom serta amal usaha Muhammadiyah/Aisyiyah. Dukungan dari sumber daya kader yang tersebar di berbagai bidang juga harus dioptimalkan untuk mendinamisasi gerakan-gerakan tersebut.

Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, diharapkan Muhammadiyah dapat terus memajukan tujuan-tujuannya, mencerahkan umat, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.(*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com