banner 600x50

Yogyakarta – Pada momen libur panjang awal Juli 2023 ini, terkenal dengan julukan Camel Petir atau Teh Camel, Hj Camellia Panduwinata Lubis mengambil waktu untuk mengunjungi Kota Yogyakarta. Di tengah lelahnya berjalan-jalan dan menjelajahi pedagang UMKM di Malioboro, Teh Camel tidak melewatkan kesempatan untuk menjajal kuliner yang menggoyang lidahnya.

Salah satu destinasi kuliner yang dikunjungi Teh Camel adalah jajanan pinggir jalan khas Jawa yang terletak di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Warung sederhana ini menawarkan hidangan mie yang menggugah selera seperti Bakmi Nyemek dan Magelangan (nasi goreng campur bakmi) yang ternyata rasanya sangat lezat. Tak hanya itu, Teh Camel juga memanjakan dirinya dengan minuman tape ketan yang segar. Meskipun warung tersebut berlokasi di tepi jalan dengan suasana kaki lima, namun kenyamanan tempatnya cukup memukau.

Teh Camel memilih berkunjung ke tempat ini karena ingin ikut merasakan sensasi makanan murah meriah yang sedang viral seperti yang dialami oleh Presiden Joko Widodo. “Rasanya enak banget, gurih dengan citarasa bakmi Jawa yang otentik. Rasanya manisnya tidak terlalu dominan dan porsi makanannya pas. Ada banyak potongan hati ayam di dalamnya yang membuat rasanya semakin nikmat. Saya juga tidak mau kalah dengan Pak Jokowi yang merakyat,” ujar Camel, 5 Juli 2023, sembari memesan Bihun Godhok dan Bihun Goreng, karena itulah satu-satunya menu yang tersisa.

Warung bakmi tersebut biasanya selalu penuh sesak dengan pengunjung. Untuk bisa menikmati hidangan di sini, kesabaran diperlukan karena harus menunggu sekitar 30 menit. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelezatan Bakmi Pak Pele adalah cara memasaknya yang masih menggunakan metode tradisional. Warung Bakmi Pak Pele masih menggunakan anglo (kayu bakar) dan arang sebagai sumber panas dalam proses memasak. Kipas angin sengaja tidak digunakan untuk mengatur kekuatan dan kecepatan pembakaran arang tersebut.

Tidak hanya menikmati hidangan lezat, Teh Camel yang juga merupakan calon anggota DPR RI dari PKB Dapil Kota Bogor dan Cianjur, meluangkan waktu untuk berbincang dengan Pak Pele, pemilik warung kuliner yang terkenal di Kota Yogyakarta ini. Pak Pele membagikan kisah suksesnya dalam menjalankan usaha kuliner sehingga dapat mencapai prestasi seperti sekarang ini. Dia juga menegaskan bahwa Bakmi Pak Pele yang asli hanya bisa ditemukan di warungnya ini.

Dengan kunjungannya yang menyenangkan dan pengalaman kuliner yang luar biasa, Teh Camel berhasil menciptakan momen yang tak terlupakan yang kemudian menjadi sorotan media. Potret Teh Camel menikmati hidangan Bakmi Pak Pele dengan penuh kenikmatan dan senyuman lepas diwarung tersebut segera menjadi viral di media sosial. Banyak netizen yang terinspirasi oleh kesederhanaan dan keautentikan Teh Camel dalam menikmati kuliner lokal.

banner 250x250

Keberanian Teh Camel untuk mengeksplorasi kuliner jalanan dan merasakan kelezatan makanan yang terjangkau secara langsung mengundang perhatian masyarakat. Banyak yang menyanjung keberanian dan kesederhanaannya yang tetap terjaga meskipun menjadi figur publik yang terkenal. Hal ini juga membuat banyak penggemarnya merasa terhubung secara lebih dekat dengan Teh Camel, melihat sisi manusia biasa di balik popularitasnya.

Bakmi Pak Pele sendiri menjadi pusat perhatian setelah kehadiran Teh Camel di warungnya. Antrian pengunjung semakin panjang, dan beberapa wisatawan pun datang khusus untuk mencicipi hidangan legendaris tersebut. Pak Pele, dengan rendah hati, menyambut kepopuleran tiba-tiba yang datang kepada warungnya dan berjanji akan terus menjaga keaslian rasa dan kualitas hidangannya.

Dalam wawancara dengan media setelah kunjungannya, Teh Camel menyatakan harapannya agar lebih banyak lagi masyarakat yang mendukung UMKM lokal, terutama di bidang kuliner. Dia ingin mempromosikan kelezatan dan keunikan kuliner Indonesia kepada dunia, serta mendorong peningkatan kesejahteraan para pedagang lokal.

Kunjungan Teh Camel ke warung Bakmi Pak Pele tidak hanya menjadi peristiwa kuliner yang menarik, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk menghargai dan menjaga kearifan lokal. Diharapkan momen ini dapat menjadi langkah awal bagi lebih banyak orang untuk menjelajahi kuliner tradisional dan memberikan dukungan kepada UMKM lokal yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia.(*)