banner 650x65

Katasulsel.com, Enrekang – BKKBN Enrekang kembali melaksanakan acara seremonial yakni Penguatan Tata Kelola Kampung Keluarga Berkualitas sebagai upaya Percepatan Penurunan Stunting. Acara ini berlangsung di Alun-alun Enrekang. Kamis 15 Juni 2023.

Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menegur pelaksanaan acara semacam ini. Bahkan Presiden secara khusus menyebut acara ‘Penguatan’ sama seperti acara yang digelar BKKBN Enrekang.

“Contoh, ada anggaran stunting Rp 10 miliar, coba cek liat betul untuk apa Rp 10 miliar itu. Jangan membayangkan nanti ini dibelikan telur, susu, protein, sayuran Rp 10 miliar. Saya cek perjalanan dinas Rp 3 miliar, rapat-rapat Rp 3  miliar, penguatan pengembangan apa-apa blablabla Rp 2 miliar, yang untuk bener-bener beli telur itu ga ada Rp 2 miliar. Kapan stunting-nya akan selesai kalau caranya seperti ini,” kata Jokowi.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di acara peresmian pembukaan rakornas pengawasan intern pemerintah tahun 2023, Jakarta, Rabu (14/6/2023).

Jokowi menegaskan agar cara penganggaran seperti itu harus diubah. Seharusnya, kata dia, sebanyak Rp 8 miliar dari Rp 10 miliar yang dianggarkan digunakan langsung untuk pengadaan makanan sehat bagi masyarakat.

Acara penguatan di Enrekang, dihadiri Deputi Latbang BKKBN Pusat dan Kepala BKKBN Sulsel beserta rombongan.

BKKBN Enrekang nampaknya cukup sering menggelar acara seremonial seperti ini. Semisal rapat atau rembuk Stunting, Launching program-program, namun hasilnya tidak nampak, setidaknya di media/pemberitaan.

Padahal, angka prevalensi Stunting di Enrekang terbilang cukup tinggi. Masih berada di angka 19 persen. Masih jauh dari target RPJMD yakni 15 persen.

Salah seorang peserta yang hadir, NN (inisial) mengaku tidak memahami urgensi acara ini. “Acara begini Hanya buang-buang waktu dan anggaran. Sebaiknya anggarannya langsung diberikan ke keluarga yang menderita Stunting,” kata NN saat ditemui wartawan usai acara. (*)

banner 650x900