banner 650x65

Katasulsel.com, Jakarta – Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengungkapkan keinginannya untuk mempermudah proses ujian Surat Izin Mengemudi (SIM) guna menghindari kesulitan yang dialami oleh masyarakat. Kapolri juga mengkritik cara pelaksanaan ujian praktik pembuatan SIM yang saat ini menggunakan manuver angka delapan dan zig-zag, menganggapnya seperti ujian untuk pemain sirkus. Dalam sambutannya pada upacara wisuda STIK di Jakarta pada tanggal 21 Juni 2023, Kapolri menyatakan bahwa dari 200 peserta ujian, hanya sekitar 20 orang yang lulus. Untuk membuktikannya, Kapolri bahkan menyatakan kesediaannya untuk langsung menguji para lulusan di Daan Mogot, dengan harapan bahwa mereka yang lulus akan memiliki kemampuan seperti pemain sirkus.

Oleh karena itu, Kapolri Listyo Sigit meminta kepada jajaran kepolisian untuk segera melakukan studi banding guna mempermudah proses ujian SIM. Ia menginstruksikan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Irjen Firman Shantyabudi untuk memperbaiki skema tes praktik tersebut. Selain itu, Kapolri juga meminta Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Irjen Slamet Uliandi, Asops Kapolri Irjen Agung Setya, dan Kakorlantas untuk memperbaiki skema pengajuan permohonan SIM. Kapolri mengungkapkan bahwa apakah manuver angka delapan dan zig-zag masih relevan atau tidak, perlu diperbaiki jika dianggap tidak relevan.

Korlantas Bentuk Tim untuk Mengkaji Ujian SIM

Menyusul sindiran dari Kapolri, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memberikan kepastian bahwa mereka akan melakukan kajian terhadap tes manuver angka delapan dan zig-zag dalam ujian pembuatan SIM. Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri, Brigjen Pol Yusri Yunus, mengumumkan pembentukan tim kelompok kerja (pokja) untuk melakukan studi banding ke negara-negara lain terkait proses ujian untuk mendapatkan SIM. “Kita akan membentuk tim pokja dan melakukan studi banding ke negara-negara lain untuk mengevaluasi apakah tes praktek zig-zag dan angka delapan ini masih relevan atau tidak,” ujar Yusri dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, pada tanggal 22 Juni 2023. Yusri juga menjamin bahwa semua aspek yang terkait dengan proses ujian SIM akan dievaluasi agar tidak memberikan kesulitan kepada masyarakat.

Ujian SIM C Zig-zag yang Viral di Media Sosial

Ujian SIM C di Indonesia yang melibatkan manuver zig-zag dan angka delapan telah menjadi viral di media sosial. Dalam video yang beredar, terlihat petugas polisi yang sedang menguji ujian SIM C harus mengendarai kendaraan dengan melakukan zig-zag dan manuver berputar seperti angka delapan tanpa menyentuh tanah dengan kaki. Penjelasan dari Korlantas Polri saat itu adalah bahwa bentuk ujian tersebut ditujukan untuk melatih keseimbangan pengemudi sepeda motor. Kombes Taslim Chairuddin, Kasubdit STNK Korlantas Polri, menjelaskan bahwa tujuan dari ujian tersebut adalah untuk mengukur tingkat kemahiran pengemudi sepeda motor dalam menjaga keseimbangan tubuh saat mengemudikan kendaraan di jalan, demikian dikutip dari pernyataannya kepada wartawan pada tanggal 10 Desember 2021.

Namun, dalam respons terhadap kekhawatiran Kapolri, Korlantas Polri kini akan melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap proses ujian SIM C yang menggunakan manuver zig-zag dan angka delapan. Mereka akan membentuk tim kelompok kerja (pokja) yang akan melakukan studi banding dengan negara-negara lain guna menilai keberlanjutan relevansi dari ujian tersebut. Hal ini merupakan langkah yang diambil untuk memastikan bahwa ujian SIM dapat disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan kemampuan pengemudi kendaraan bermotor serta tidak memberikan kesulitan yang tidak perlu kepada masyarakat.

Perubahan dalam sistem ujian SIM diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan Surat Izin Mengemudi. Kapolri dan Korlantas Polri berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan relevansi ujian SIM, sejalan dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan berlalu lintas dan kemampuan pengemudi di jalan raya.(*)

banner 650x900