banner 600x50

Katasulsel.com, Sidrap – Dahulu kala, Kabupaten Sidrap di Sulawesi Selatan dikenal sebagai salah satu daerah pengrajin perahu nelayan yang berpengalaman.

Beberapa wilayah di Sidrap yang kini telah menjadi warisan budaya dalam pembuatan perahu nelayan tradisional antara lain, di Teteaji, Wette’e, Arateng, Mojong, Wanio, dan berbagai desa lainnya.

Namun, sayangnya, seiring dengan perubahan zaman, usaha kerajinan pembuatan perahu di daerah yang dikenal dengan julukan “Bumi Nene Mallomo” tersebut mulai meredup.

Pada masa lalu, perahu-perahu tradisional buatan Sidrap terkenal akan kekuatan dan ketahanannya di tengah gelombang laut yang kadang-kadang kasar.

Masyarakat Sidrap telah mewariskan keahlian ini dari generasi ke generasi selama berabad-abad, menjadikan perahu sebagai bagian integral dari kehidupan mereka sebagai nelayan.

Namun, saat ini, usaha pembuatan perahu tradisional di Sidrap menghadapi tantangan besar.

banner 250x250

Semakin sedikit warga yang tertarik untuk mempelajari dan meneruskan tradisi ini, serta bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan perahu tradisional menjadi semakin sulit ditemukan.

Salah satu wilayah di Sidrap yang masih mencoba untuk melestarikan tradisi ini adalah desa Mojong dan sekitarnya, terutama di sekitar Danau Sidenreng.

Beberapa pengrajin perahu di sana berusaha keras untuk menjaga warisan budaya ini tetap hidup, walaupun dengan tantangan yang tidak mudah.

Bupati Sidrap, Dollah Mando dalam berbagai kesempatan mengungkapkan kepeduliannya terhadap tradisi pembuatan perahu nelayan di daerahnya.

Dollah Mando menyebutkan, pembuatan perahu tradisional adalah warisan budaya yang sangat berharga bagi Sidrap.

“Kami terus bekerja sama dengan masyarakat setempat dan pihak terkait untuk menjaga dan mendukung industri ini agar tetap bertahan.” ketus Dollah Mando

Pemkab Sidrap, di bawah kepemimpinannya, sebutnya, terus berupaya untuk melestarikan kerajinan pembuatan perahu di Sidrap, melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat

Dengan upaya bersama ini, sebutnya, ia berharap masih ada harapan untuk menjaga keahlian ini tetap hidup dan merawat warisan budaya yang berharga bagi Kabupaten Sidrap (*)