Katasulsel.com, Sidrap – Di tengah cobaan panjang kemarau yang melanda daerah Sidrap, petani setempat tidak hanya merasakan kesulitan dalam bertani, tetapi juga merasakan beban berat yang harus mereka hadapi.
Untuk mengungkapkan perasaan dan harapan mereka, Sukardi Maja, Ketua Kelompok Tani Saoraja Dua di Desa Wanio Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap, membacakan sebuah puisi yang menggambarkan jeritan hati petani yang dilanda kekeringan.
Video itupun menjadi viral, sebab itu tak biasanya. Ia membacakan puisi curhatan hatinya di tengah areal persawahan.
Puisi tersebut, menjadi pengungkapan perasaan dan doa dari petani yang sedang menghadapi tantangan besar dalam menjaga hasil panen mereka. Berikut adalah penggalan isi puisi yang dibacakan oleh Sukardi Maja:
“Padi dimakan tikus, tumbuh dimakan ulat dan hama lainnya menunggu padi untuk dimakan. Cobaan dan bencana kemarau yang panjang. Sungai menjadi kering, air semakin berkurang membuat kami semakin susah menderita. Ya Allah, demi tumbuhnya padi kami, kami rela dan ikhlas. Kami rela dan ikhlas beli tabung dan has, dan air, demi meskipun mahal harganya. Kami rela ada di sawah malam dan siang, demi menjaga dan memastikan pompa air tetap jalan, air tetap mengalir. Ya Tuhan, Ya Allah, Tuhan kami…”
Puisi oleh Sukardi Maja tersebut, seolah mencerminkan perjuangan dan pengorbanan petani Sidrap dalam menghadapi musim kemarau yang panjang. Mereka berdoa agar Allah memberikan berkah dan rezeki yang melimpah untuk hasil panen mereka. Puisi ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya mendukung petani dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin sulit.
Tinggalkan Balasan