banner 650x65

Katasulsel.com,Sidrap – SMAN 3 Sidrap, sekolah yang berlokasi di Jl. Negara Poros Pare-Sengkang, Desa Salo Mallori, Kecamatan Dua Pitue, Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan, kini menjadi sorotan publik. Sekolah yang dikenal eksis melahirkan siswa-siswi berprestasi itu, kini jadi bahan pembicaraan akibat adanya pembakaran barang-barang berharga milik siswa oleh salah satu gurunya, Andi Bustamil.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 22 September 2023, saat jam sekolah masih berlangsung. Saat itu, Andi Bustamil, guru yang telah lama mengabdi di sekolah ini, tiba-tiba melakukan tindakan yang mengejutkan. Ia membakar puluhan sandal dan barang-barang berharga milik siswa yang ia dapatkan dari razia yang dilakukannya secara sepihak.

Peristiwa ini menghebohkan seisi lingkungan sekolah. Pasalnya, tindakan pembakaran sandal dan barang-barang berharga milik siswa tersebut memunculkan asap hitam membubung dari arah halaman sekolah dan videonya sudah beredar luas di media sosial

Kepala SMAN 3 Sidrap, Najamuddin, tidak menampik insiden tersebut. Saat dikonfirmasi media ini via telepon selulernya, Najamuddin mengaku sedang tidak berada di sekolah saat peristiwa tersebut berlangsung.

“Saya juga kaget mendengarnya dan tentu sangat menyesalkan tindakan tersebut. Sebagai guru, kita seharusnya memberikan contoh yang baik kepada siswa, bukan malah melakukan tindakan yang merugikan mereka,” ujar Najamuddin saat diwawancara terpisah via ponselnya.

Najamuddin menambahkan, pihak sekolah akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait insiden ini. Ia juga berjanji akan memberikan sanksi yang tepat kepada Andi Bustamil apabila nantinya ditemukan bukti-bukti pelanggaran. “Kami tidak akan membiarkan tindakan ini berlalu begitu saja. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini,” tegasnya.

Sementara itu, M. Rusli, pemerhati pendidikan di Bumi Nene Mallomo, menyoroti pentingnya koordinasi dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Ia berpendapat, Andi Bustamil seharusnya berkoordinasi dengan kepala sekolah sebelum melakukan tindakan tersebut.

“Sebagai guru, kita harus selalu berkoordinasi dengan pimpinan sebelum melakukan tindakan apa pun. Apalagi jika tindakan tersebut berpotensi merugikan siswa,” tutur Rusli. Ia berharap, kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk senantiasa mengedepankan koordinasi dan komunikasi dalam setiap tindakan.

Peristiwa ini tentunya menjadi peringatan bagi semua pihak, terutama bagi para pendidik, untuk selalu berpikir dan bertindak dengan bijaksana dalam setiap situasi. Selain itu, pentingnya koordinasi dan komunikasi dalam setiap tindakan juga menjadi pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa ini.(*)

banner 650x900