banner 600x50

KATASULSEL.COM,SIDRAP — Siapa yang tak mengenal mainan yang satu ini. Seluruh masyarakat Indonesia mengenalnya, bahkan diluar negeri pun permainan ini digandrungi masyarakat awam.

Mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa memainkan permainan ini. Adalah layangan atau layang-layang, sejenis permainan kertas yang diterbangkan dengan benang.

Memang sangat asyik. Tapi masyarakat harus tahu juga resikonya bisa berdampak kerugian pada ekonomi ataupun dampak kerugian bagi penduduk.

Kenapa, itu bisa menganggu jaringan kabel aliran listrik yang membentang seperti (SUTET). Jika satu layangn nyangkut di kabel maka hal itu bisa membahayakan.

Setidaknya resikonya berbahaya karena selain dampak terbakar, juga aliran listrik bisa terputus akibat terkoneksi atau bersentuhan kabel satu sama lainnya sehingga bisa meledak atau terbakar.

Memang, hal itu tak bisa dimungkiri mainan tradisional yang sudah mengakar di tanah air itu mengancam kelangsungan aliran listrik.

Sebab di wilayah Sistem interkoneksi dan transmisi atau sering pula dinamakan dengan sistem saluran udara tegangan ekstra tinggi Alias Sutet sering terganggu akibat gangguan aktifitas layang-layang masyarakat yang bermain disekitar area Sutet.

Hal terungkap setelah pihak management PT.PLN Persero, khususnya wilayah Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Sidrap melakukan evaluasi jaringan Sutet yangsering terganggu akibat permainkan layangan masyarakat disekitar area Sistem interkoneksi dan transmisi.

Sedikitnya ratusan kerangka layangan nyangkut disepanjang bentangan kabel Sutet sehingga pihak ULTG Sidrap.

Hal itu setelah Tim HAR Jaringan Sutet 150 KV ULTG Bojoe Sidrap melakukan pemeriksaan berkala disepanjang area Sidrap, Wajo, dan Toraja.

Kondisi grebek layangan yang kerap mengganggu jaringan SUTET PLN ini berdampak aliran listrik terganggu, akibatnya pemadaman listrik sering dilakukan pihak Manajemen PLN karena gangguan kabel Sutet akibat layangan masyarakat tersebut.

Seperti banyaknya kasus ditemukan disekitar area Sidrap dimana puluhan layang-layang berukuran jumbo di Lainungan, tepatnya Tower 52 Sidrap-Parepare sulit dibersihkan dari kabel yang membentang.

Hal itu akibat kelalainnya masyarakat itu sendiri yang bermain layang-layang mulai ukuran
Kecil hingga jumbo

Hal tersebut dibenarkan Kepala
Assistant Enginer Pengendalian Operasi dan Pemeliharaan ULTG Bojoe Sidrap Mulyadi Laba.

“Betul-betul ini sangat meresahkan dan berdampak pada gangguan jaringan listrik akibat permainan layangan di wilayah Sidrap, Wajo Enrekang dan Toraja,”ungkap Mulyadi kepada Awak Media, Kamis (28/09/2023).

Menurutnya, pihak tim menemukan puluhan kabel Sutet terganggu dengan akibat benang layangan termasuk kerangka layang-layang ukurena besar nyangkut disepanjang bentangan kabel Sutet.

Memang permainan layangan ini adalah permainan tradisional yang sudah turun temurun masyarakat.

“Kami memahami juga hobi masyarakat dalam bermain layang-layang karena ini permainan tradisional musiman. Tapi meski demikian di himbau agar melakukan di tempat yang tepat serta tidak membahayakan bagi pemain maupun jaringan tenaga listrik, Sehingga tidak mengganggu kepentingan umum,” kata Mulyadi Laba.

Sejauh ini, sambungnya, PLN terus berupaya menekan gangguan pada sistem kelistrikan akibat layang-layang dengan sosialisasi berkala kepada masyarakat.

Tak hanya itu, tim PLN juga terjun langsung ke lapangan
untuk memastikan keamanan jaringan transmisi dari berbagai gangguan, termasuk gangguan material dari layang-layang berkawat yang putus dan tersangkut pada jaringan listrik, kerap menimbulkan persoalan pada layanan kelistrikan.

Seiring komitmen itu, Tim PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk Sidrap membersihkan sisa layang-layang yang tersangkut pada ruas penghantar Sutet.

Hanya saja, perlu diketahui akibat mainan ini sangat berbahaya sehingga dihimbau masyarakat yang berada di sekitar instalasi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150.000 Volt dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500.000 Volt untuk tidak bermain layang-layang di sekitar instalasi PLN, apalagi menggunakan layang-layang berkawat yang dapat menghantarkan aliran listrik.

“Pasalnya, apabila layang-layang berkawat tersebut menempel pada jaringan SUTT/SUTET, akan menyebabkan hubung singkat atau korsleting yang dapat membahayakan nyawa serta berakibat terganggunya pasokan listrik, khusunya di wilayah Sidrap, Wajo, Enrekang dan Toraja,” tandas Mulyadi Laba. (*)