KATASULSEL.COM,ENREKANG –Kegiatan dialog publik tematik dengan mengangkat thema ” Antara cita-cita dan realitas pada pemilu 2024″. yang diselenggarakan Badan Pengawas Pemilihan Umum ( BAWASLU ) Kabupaten Enrekang di gelar di ruang pertemuan wisata dante pine kecamatan Anggeraja kabupaten Enrekang.
Kamis (26/10/2023)kemarin
Kegiatan yang dilaksanakan dengan konsep dialog publik tematik dengan mengangkat thema Antara cita-cita dan realitas pada pemilu tahun 2024.
Dengan melibatkan kalangan jurnalis ikatan jurnalis online Enrekang, dan media lainnya, karang taruna enrekang, Ikatan pemuda muhammadiyah. Ikatan Mahasiswa muhammadyah Enrekang, HMI cabang Enrekang, organisasi Ikatan Difabel Enrekang inklusit serta organisasi Fatayat Enrekang, PMII/IPNU Enrekang. Organisasi Kohati Enrekang.
Dan para jajaran pimpinan dan staf bawaslu Enrekang.
Dan dihadirkan narasumber diantaranya.
Prof DR. Arrijani, Muh.Alfa Sikar, dan Muhajir.
Pimpinan Bawaslu Kabupaten Enrekang.Haslipa saat membuka membuka kegiatan dialog publik tematik, menyampaikan, kegiatan seperti ini dirancang dalam upaya memperkuat peran pengawasan, yang memiliki peran yang sangat strategis.
“Kegiatan partisipatif masyarakat ini kedepannya akan kita lebih kembangkan. Selain itu peran aktif dalam memahami setiap regulasi tentang kepemiluan sangat kami harapkan, guna membantu Bawaslu dalam upaya pengawasan dan pencegahan terhadap pelanggaran pemilu dan pemilihan serentak tahun 2024 ”tutur haslipa saat membuka kegiatan tersebut.
Dengan dihadirkannya 3 narasumber pada kegiatan dialog publik tematik, ini kesempatan tersebut menyampaikan pentingnya peran organisasi masyarakat dalam upaya pencegahan pada era digitalisasi seperti ini sangat mempengaruhi pola hubungan kerja Bawaslu terutama dalam upaya pencegahan pemberitaan hoax.
Ditegaskan lagi, kelompok masyarakat kelompok kepemudaan dan millenial serta peranan media juga punya andil yang besar dalam berita-berita positif, terutama yang berkaitan dengan kepemiluan. Untuk itu mengharapkan kepada kaum millenial lebih aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang aturan kepemiluan bersama Bawaslu, agar Pemilu kedepan berkualitas dan berintegritas.
“Kami juga mengharapkan peran millenial mampu menjawab sejumlah persoalan seperti interkonektivitas yang menghasilkan kegaduhan, kesenjangan digital, krisis nalar yang mempengaruhi kualitas demokrasi ”tuturnya.
Lebih lanjut peranan khususnya media serta para jurnalis dan sejumlah organisasi masyarakat dan organisasi kemahasiswaan serta millenial mampu memgambil peran dalam ruang digital. hendaknya tidak menyebarkan berita hoax. Akan tetapi, memenuhi ruang digital dengan isu produktif, mengawasi, mendeteksi, melaporkan hoax dan ujaran kebencian lainnya,” ungkapnya (* )
Tinggalkan Balasan