Sidrap, sebuah lirik dalam lagu hidupku. Tempat dimana aku pertama kali membuka mata, menghirup udara, dan merasakan cinta.

Oleh: Edy Basri

TEMPAT dimana aku belajar merangkak, berjalan, dan berlari. Tempat dimana aku tumbuh dan menjadi pribadi yang aku jadi hari ini.

Lahir dan dibesarkan di Sidrap, aku merasa seperti hidup dalam lukisan. Di mana langit biru yang luas bertemu dengan hijau sawah yang membentang.

Di mana matahari terbit dan terbenam selalu memberikan pertunjukan cahaya yang mempesona.

Di mana angin sepoi-sepoi membisikkan cerita tentang masa lalu dan harapan untuk masa depan.

Sidrap, dengan keindahannya, bukan hanya tempat aku tinggal, tapi juga tempat aku mencintai.

Di sini, di antara sawah dan perbukitan, aku belajar tentang kehidupan, tentang cinta, dan tentang diriku sendiri.

Di sini, di antara senyum tulus dan keramahan penduduknya, aku belajar tentang kebaikan, tentang kerendahan hati, dan tentang kebersamaan.

Sidrap, bagi banyak orang, mungkin hanya sebuah tempat di peta. Tapi bagi aku, Sidrap adalah lebih dari itu.

Sidrap adalah rumah, adalah kenangan, adalah bagian dari jiwaku. Sidrap adalah tempat aku belajar merangkak, berjalan, dan berlari.

Sidrap adalah tempat aku pertama kali jatuh cinta, pertama kali patah hati, dan pertama kali menemukan diriku.

Aku mencintai Sidrap, bukan hanya karena ini tempat aku lahir dan tumbuh, tapi juga karena ini tempat yang telah membentuk aku menjadi siapa aku hari ini.

Tempat yang telah mengajarkanku tentang kehidupan, tentang cinta, dan tentang diriku sendiri.

Sidrap, kau adalah rumahku, kau adalah cintaku, dan kau adalah jiwaku. Kau adalah puisi yang indah, lukisan yang mempesona, dan lagu yang menyentuh hati.

Kau adalah tempat aku mencintai, tempat aku merindu, dan tempat aku akan selalu kembali.

I love you, Sidrap. I love you with all your beauty, with all your memories, and with all your soul. I love you, and I will always love you. (*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com