Katasulsel.com, Sidrap — Sekitar 500 petani di Kabupaten Sidrap bersemangat memulai budidaya pisang cavendish di lahan seluas 2.000 hektar.
Tujuan inisiatif ini adalah untuk memanfaatkan lahan kosong dan juga mempromosikan manfaat pisang cavendish yang kaya akan nutrisi untuk kesehatan dan pangan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendukung inisiatif ini melalui bergabungnya Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin dan Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif dalam Dialog Tani pada Sabtu, 25 November 2023.
Selain Bahtiar dan Alrif, dialog ini juga dihadiri oleh Ketua DPRD Sidrap, Kepala Kantor Wilayah Pertanahan Sulawesi Selatan, PTPN XIV, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Bahtiar menjelaskan bahwa Sidrap telah menjadi contoh dalam bidang pertanian dan peternakan di Sulawesi Selatan dan mendorong pisang menjadi salah satu komoditi unggulan baru.
Alasan mengapa pisang cavendish menjadi fokus budidaya di Sidrap adalah karena memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan maupun pangan.
Karena itu, Bahtiar meyakini bahwa budidaya pisang cavendish bisa menjadi komoditi baru dengan nilai ekonomi tinggi dan hasil turunan untuk industri lainnya.
Dukungan ekosistem pendukung mulai dari hulu hingga hilir juga akan diberikan, termasuk akses terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Petani di Sidrap sangat antusias dalam memulai budidaya pisang cavendish walaupun belum memilik banyak pengalaman.
Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak seperti perbankan dan pasar modal, para petani bisa mengakses pendanaan dan mendapatkan KUR hingga Rp100 juta per hektar.
Hal ini menjadi salah satu faktor penyemangat bagi para petani untuk terus berinovasi dan berusaha dalam memulai budidaya pisang cavendish di Sidrap.
Kepedulian Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan dan pihak-pihak terkait menjadi modal bagi para petani di Sidrap untuk terus berkembang dan mendapatkan keuntungan yang optimal.
Diharapkan keberhasilan dalam budidaya pisang cavendish ini dapat ditingkatkan dan memberikan manfaat positif untuk masyarakat serta ekonomi di Sulawesi Selatan.(*)
Sidrap — Sekitar 500 petani di Kabupaten Sidrap bersemangat memulai budidaya pisang cavendish di lahan seluas 2.000 hektar.
Tujuan inisiatif ini adalah untuk memanfaatkan lahan kosong dan juga mempromosikan manfaat pisang cavendish yang kaya akan nutrisi untuk kesehatan dan pangan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendukung inisiatif ini melalui bergabungnya Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin dan Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif dalam Dialog Tani pada Sabtu, 25 November 2023.
Selain Bahtiar dan Alrif, dialog ini juga dihadiri oleh Ketua DPRD Sidrap, Kepala Kantor Wilayah Pertanahan Sulawesi Selatan, PTPN XIV, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Bahtiar menjelaskan bahwa Sidrap telah menjadi contoh dalam bidang pertanian dan peternakan di Sulawesi Selatan dan mendorong pisang menjadi salah satu komoditi unggulan baru.
Alasan mengapa pisang cavendish menjadi fokus budidaya di Sidrap adalah karena memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan maupun pangan.
Karena itu, Bahtiar meyakini bahwa budidaya pisang cavendish bisa menjadi komoditi baru dengan nilai ekonomi tinggi dan hasil turunan untuk industri lainnya.
Dukungan ekosistem pendukung mulai dari hulu hingga hilir juga akan diberikan, termasuk akses terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Petani di Sidrap sangat antusias dalam memulai budidaya pisang cavendish walaupun belum memilik banyak pengalaman.
Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak seperti perbankan dan pasar modal, para petani bisa mengakses pendanaan dan mendapatkan KUR hingga Rp100 juta per hektar.
Hal ini menjadi salah satu faktor penyemangat bagi para petani untuk terus berinovasi dan berusaha dalam memulai budidaya pisang cavendish di Sidrap.
Kepedulian Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan dan pihak-pihak terkait menjadi modal bagi para petani di Sidrap untuk terus berkembang dan mendapatkan keuntungan yang optimal.
Diharapkan keberhasilan dalam budidaya pisang cavendish ini dapat ditingkatkan dan memberikan manfaat positif untuk masyarakat serta ekonomi di Sulawesi Selatan.(*)
Tinggalkan Balasan