banner 600x50

Katasulsel.com, Makassar — Tingkat persaingan antar perguruan tinggi yang semakin ketat, membuat semua perguruan tinggi menawarkan konsep dan fasilitas belajar yang memadai, kurikulum kompeten, adaptif dan peka terhadap kebutuhan pasar kerja dan industri. Semua bertujuan menarik minat calon mahasiswa.

Hal ini perlu dilakukan karena kebutuhan industri dan pasar kerja juga menuntut mutu lulusan dengan standar tinggi. Lulusan yang tidak saja menguasai ilmunya dengan baik, tetapi juga punya kemampuan adaptasi bekerja yang tinggi.

Penerapan sistem OBE (Outcame Based Education) oleh pemerintah setelah era KKNI disemua perguruan tinggi menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Sastra UMI.

Melalui Workshop Perumusan Kurikulum berbasis OBE dengan menghadirkan Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pajajaran, Prof Engkus Kuswarno, civitas akademika ilkom UMI bertekad menjadi program studi nomor satu pengelola ilmu komunikasi di jajaran perguruan tinggi swasta di Makassar.

Workshop Perumusan Kurikulum berbasis OBE, digelar Jumat, 12 Januari 2024 dihadiri para dosen dan pimpinan Fakultas Sastra UMI.

Berbekal tenaga pengajar muda, profesional serta kompeten dibidangnya, kurikulum yang adaptif dengan pasar kerja, sistem dan metode pengajaran inovatif, efektif, interaktif serta upaya peningkatan fasilitas laboratorium, menjadi modal besar menuju prodi nomor satu.

banner 250x250

Hal ini didukung dengan akreditasi institusi unggul, support fakultas, menjadikan prodi ilkom tidak saja menjadi prodi favorit di UMI, tetapi menjadi prodi yang diminati calon mahasiswa baru di Makassar, Sulawesi Selatan dan wilayah timur Indonesia.

Ketua prodi ilkom UMI, Zelvia, M.Si menjelaskan, penggunaan kurikulum OBE adalah respon terhadap tuntutan industri yang terus berubah dan persaingan luaran universitas yang semakin ketat. Saat ini Ilkom UMI membina lebih dari 1500 orang mahasiswa aktif dengan lulusan mencapai ribuan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Dengan merinci hasil pembelajaran yang diinginkan dari setiap mata kuliah, kita dapat memastikan bahwa setiap lulusan prodi ilmu komunikasi UMI memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan industri, memberikan mereka keunggulan kompetitif di pasar kerja” ujarnya.

Pernyataan itu dikuatkan oleh Dekan Fakultas Sastra, Dr Rusdiah, M.Hum. Menurutnya kualitas perguruan tinggi seringkali dinilai baik atau tidaknya dari kualitas dan kompetensi lulusannya. Dunia Industri dan Dunia Kerja sangat butuh lulusan yang mempunyai kompetensi.

Prof Engkus Kuswandi dalam paparannya menyebutkan untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang baik, diperlukan proses pendidikan yang baik pula. Proses ini sangat berkaitan dengan proses pembelajaran yang ada di dalamnya, dan inilah yang menjadi salah satu alasan dikembangkannya kurikulum Outcome-Based Education (OBE).

“Disaat kecepatan pemanfaatan teknologi dan produksi inovasi berkembang sangat pesat sehingga memunculkan kesenjangan antara dunia pendidikan dengan kebutuhan SDM di dunia kerja dan masyarakat. Disinilah peran strategis yang harus dimainkan kampus khususnya prodi Ilkom UMI,” Ungkapnya.

Guru besar Fikom Unpad ini menegaskan bahwa tantangan pendidikan abad 21 adalah bagaimana peran dan strategi kampus dalam menjembatani kesenjangan antara proses pendidikan di Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan kebutuhan inovasi.

Jadi yang dibutuhkan seorang lulusan bukan hanya sekedar ijazah dan transkrip Mata Kuliah (MK) tapi juga daftar kompetensi yang terukur dari lulusan tersebut.

OBE bukanlah sekedar sistem pendidikan yang berfokus pada pencapaian pembelajaran dimana pendidikan tidak hanya berpusat pada materi yang harus diselesaikan namun juga outcome.

Kurikulum harus menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, efektif, serta interaktif. Sehingga anak didik dapat mengembangkan keterampilan baru yang mempersiapkan mereka di level lebih global.

Penerapan OBE ujar Prof Engkus, akan berpengaruh pada keseluruhan proses pendidikan dari rancangan kurikulum; perumusan tujuan dan capaian pembelajaran, strategi pendidikan, rancangan metode pembelajaran, prosedur penilaian dan lingkungan atau ekosistem pendidikan.