banner 650x65

Makassar, katasulsel.com — Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, tengah menghadapi tantangan serius dalam upaya memberantas peredaran narkoba yang semakin meresahkan. AKBP La Muati, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Bone, mengungkapkan bahwa kabupaten tersebut menjadi sasaran utama peredaran narkoba dari berbagai arah.

Menurut La Muati, jalur peredaran narkoba ke Bone cukup kompleks. “Narkoba masuk ke Bone dari berbagai arah, banyak masuk dari Tawau Malaysia, selanjutnya dikirim ke Nunukan Kalimantan Utara, selanjutnya dikirim ke Tarakan setelahnya baru ke Parepare,” ungkapnya. Selain itu, ditemukan pula jalur peredaran dari Nunukan-Balikpapan-Parepare-Sidrap-Sengkang sebelum masuk ke Bone.

La Muati juga menyoroti jalur peredaran narkoba dari Makassar, yang biasanya terkait dengan jaringan dari Surabaya. Namun, beredarnya narkoba di Bone, menurutnya, didominasi oleh sindikat dari Segitiga Emas di Myanmar dan Laos.

Situasi peredaran narkoba di Kabupaten Bone semakin memburuk. Data BNN menunjukkan adanya peningkatan kasus narkoba yang memprihatinkan. “Tercatat, laporan Maret sepanjang 2024 mencatat 30 kasus narkoba dengan tersangka sebanyak 43 orang,” ujar La Muati.

Status darurat narkoba di Bone diperparah oleh sulitnya melakukan rehabilitasi bagi para pecandu. Saat ini, hanya ada satu tempat rehabilitasi milik pemerintah di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka, Makassar, yang juga telah penuh. “Seluruh kabupaten di Sulsel bahkan Sulteng merujuk ke sana. Sehingga yang dilakukan adalah rehabilitasi rawat jalan,” ungkap La Muati.

banner 650x900