Sidrap, katasulsel.comSenyum-senyum pagi di pinggiran kota Sidrap tampak memudar hari ini, digantikan oleh kabar mendalam yang membuat hati semua orang terasa berat.

Hari Minggu yang biasanya diterangi sinar matahari kini digantikan oleh kabar kelam, Safril Ali Partang dan Andi Faisal Ranggong, dua putra terbaik Sidrap, telah pergi dalam waktu yang begitu singkat, meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan masyarakat.

Minggu malam yang seharusnya dipenuhi canda tawa, kali ini diselimuti oleh duka yang tak terduga. Kabar meninggalnya Safril Ali Partang di Jakarta mengguncang bumi Sidrap pada malam itu, 5 Mei 2024.

Namun, tak berhenti di situ, kesedihan meluap saat kabar duka berikutnya menyebar pagi hari berikutnya. Andi Faisal Ranggong, sosok yang dikenal sebagai pelopor perubahan di Sidrap, menyusul kepergian Safril dalam detik-detik yang sama.

Sosok Safril dan Andi Faisal tidaklah asing bagi masyarakat Sidrap. Mereka adalah dua putra terbaik yang menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Safril, seorang pengacara di Bekasi, Jawa Barat, telah mengukir namanya sebagai pahlawan hukum, sementara Andi Faisal, seorang ASN yang memiliki jabatan penting di Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sidrap, menjadi pionir perubahan di tanah kelahirannya.

Namun, detik hitam itu tiba begitu cepat. Andi Faisal, dalam perjalanan menuju kantornya, tiba-tiba terserang sakit yang tak terduga.

Dalam upaya yang tak kenal lelah, ia dilarikan ke RSUD Nene Mallomo, Pangkajene Sidrap, namun takdir berkata lain. Kepala yang selalu penuh ide cemerlang itu akhirnya terkulai tak berdaya.

Pj Sekretaris Daerah Sidrap, Muhammad Yusuf DM, yang merasakan pukulan keras dari berita itu, segera bergerak menuju rumah sakit. Ia tidak sendiri, beberapa pejabat setempat ikut mengiringi langkahnya, berbagi beban kesedihan yang begitu berat.

Kabar tentang penyakit yang menimpa Andi Faisal masih terbungkus misteri. Seolah tak ada tanda-tanda sebelumnya, sakit tiba-tiba merenggut sosok yang begitu berarti bagi Sidrap. Dalam kesedihan yang mendalam, masyarakat berusaha merangkai kenangan indah tentang kedua putra terbaiknya.

Sementara itu, di tengah-tengah gelapnya duka, cahaya harapan masih menyala. Jenazah Safril sedang dalam perjalanan, akan kembali ke tanah kelahirannya untuk menghadiri upacara perpisahan terakhir.

Hari Senin, 6 Mei 2024, akan menjadi momen penghormatan bagi dua sosok yang telah meninggalkan jejak mendalam di Sidrap. Meski mereka pergi, namun semangat mereka akan tetap menyala, membimbing langkah para generasi penerus untuk terus berkarya dan menginspirasi. (edybasri)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com