Ketika air surut dan angin berhembus perlahan, kita akan bangkit dari puing-puing kehancuran. Bersama-sama, kita akan membangun lebih kuat dari sebelumnya, karena di dalam duka, kita menemukan kekuatan untuk melangkah maju.

Penulis: Edy Basri., S.H.
Pemred Katasulsel.com

NAMUN, biarkanlah kita merenung sejenak atas kehilangan yang telah kita alami. Di antara luka dan duka, mari kita hening sejenak untuk mengenang mereka yang telah pergi, untuk mendoakan mereka yang masih bertahan, dan untuk menyalakan obor harapan di tengah-tengah gelapnya malam.

Kami, para penyuluh jiwa yang berada di sini, tidak bisa memadamkan api yang berkobar di hati setiap individu yang terkena dampak bencana ini. Namun, kami hadir untuk menawarkan pundak yang kokoh untuk bersandar, telinga yang siap mendengar cerita kesedihan, dan tangan yang siap membantu membangun kembali apa yang telah hancur.

Dan di tengah-tengah kesedihan yang melanda, kita juga harus mengingat bahwa kekuatan sejati bangsa ini terletak pada solidaritas dan kepedulian kita satu sama lain. Mari bergandengan tangan, memperkuat ikatan persaudaraan, dan bersama-sama melangkah menuju masa depan yang lebih baik.

Banjir sidrap seperti kiamat di hari Jumat telah mengguncang hati kita semua, tetapi mari kita tidak membiarkan kegelapan menguasai. Di balik awan mendung, pasti ada sinar matahari yang bersinar cerah. Dan di balik duka yang mendalam, pasti ada kebahagiaan yang menanti di ujung perjalanan.

Kita akan bangkit, kita akan melangkah, dan kita akan bersama-sama mengarungi gelombang kehidupan yang tak terduga ini. Sebab, di dalam kegelapan, itulah tempat di mana kita menemukan kekuatan untuk bersinar lebih terang lagi. (edybasri/Bagian-2 Selesai)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com