Namun, keberanian Letda Inf Murjalil dan timnya tak bisa menghapus kesedihan yang melanda Sidrap. Kecamatan Dua Pitue menjadi saksi bisu dari penderitaan yang melanda. Enam desa dan kelurahan terdampak, dengan ribuan jiwa mengungsi, memaksakan diri mereka meninggalkan rumah dan kenangan di belakang.
Desa-desa seperti Kampale dan Salobukkang terendam, rumah-rumah hanyut tersapu arus ganas. Kelurahan Tanrutedong dan Salomallori menjadi saksi bisu dari kepedihan yang melilit. Desa Padangloang, dengan hanya enam keluarga terdampak, tak luput dari cengkeraman kekejaman air.
Data yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggambarkan betapa besar dampak tragedi ini. Lebih dari 900 keluarga terdampak, puluhan jiwa mengungsi, dan kerugian materiil yang tak terhitung jumlahnya.
Kepala BPBD Kabupaten Sidrap, H. Sudarmin, menegaskan betapa seriusnya situasi ini. Dalam wajahnya yang tegang, ia mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas penderitaan yang menimpa kota mereka. Namun, di balik kesedihan, terpancar juga semangat untuk bangkit dan memulihkan apa yang telah hancur.
Bencana banjir telah membawa derita, namun juga memperlihatkan sisi terbaik dari manusia. Di balik gelombang air yang ganas, terdapat cahaya harapan dan keberanian yang tak terkalahkan. Dan di tengah reruntuhan, Sidrap bersiap untuk bangkit kembali, dengan harapan yang tak pernah pudar di dalam hati mereka. (*)
Tinggalkan Balasan