Katasulsel.com, Sidrap — Sebuah adegan yang menyayat hati terjadi di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Selasa, 7 Mei 2024. Kapolsek Watang Pulu, IPTU AHMAD B. TANGKO, S.H, bersama dengan sekretaris Desa Lainungan, Muhammad Yusuf, melakukan sebuah kegiatan bakti sosial yang penuh makna.
Sasaran dari kegiatan ini adalah seorang warga Desa Lainungan yang bernama Per. ITIRA. Kehidupan Per. ITIRA dan cucunya, seorang janda tua yang hidup bersama cucunya yang berusia 5 tahun, sangatlah memprihatinkan. Mereka tidak memiliki rumah tempat tinggal dan terpaksa tidur di bekas kandang ayam yang tidak layak, beralaskan tikar tipis dan anyaman bambu tua yang sudah rapuh dimakan rayap.
Kisah sedih ini semakin terasa pilu ketika diketahui bahwa cucunya ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya akibat perceraian. Hingga saat ini, cucunya tidak pernah mendapatkan kunjungan atau bantuan nafkah dari kedua orang tuanya. Mereka hidup dalam kekurangan dan kesulitan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Setelah mendengar laporan dari Bhabinkamtibmas Desa Lainungan, Kapolsek Watang Pulu segera berkoordinasi dengan Kepala Desa Lainungan, ANDI HARUNA, S.IP, dan tanpa ragu-ragu mendatangi rumah Per. ITIRA. Mereka ingin mengecek kondisi dan memberikan bantuan sosial berupa sembako sebagai bentuk kepedulian terhadap warga yang sangat membutuhkan.
Kejadian ini menjadi cerminan kehidupan yang tidak adil dan sulit bagi sebagian masyarakat. Meskipun demikian, kehadiran Kapolsek Watang Pulu dan aparatur Desa Lainungan membawa harapan di tengah keterpurukan. Mereka menunjukkan kepedulian dan keberpihakan kepada warga yang membutuhkan.
Melalui kegiatan bakti sosial ini, diharapkan bahwa pemerintah dan pihak terkait dapat lebih aktif dalam memberikan bantuan sosial kepada warga yang tidak mampu. Langkah-langkah seperti monitoring, pulbaket, pembuatan laporan, dan pelaporan kepada pimpinan menjadi langkah penting dalam menangani situasi ini.
Rekomendasi yang diajukan adalah agar koordinasi dengan pemerintah dan Bhabinkamtibmas dapat dilakukan untuk mengaktifkan kegiatan bantuan sosial seperti yang dilakukan dalam kegiatan bakti sosial ini. Dengan kerjasama dan perhatian lebih dari semua pihak, diharapkan tidak ada warga yang terlupakan dan semua dapat merasakan keadilan dan kesejahteraan.
Kisah sedih dan pilu ini mengajak kita semua untuk lebih peka terhadap kondisi sekitar dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Semoga kegiatan bakti sosial ini dapat menjadi awal dari perubahan yang lebih baik dan menginspirasi banyak orang untuk peduli terhadap sesama. (*)
Tinggalkan Balasan