banner 600x50

Di Mamasa, terdapat anggrek endemik dari keluarga Trichotosia yang ditemukan oleh Andre, pengelola wisata Sawo Tondok Bakaru di hutan Mamasa.

Anggrek ini kemudian dinamakan “Trichotosia Andreas” dan memiliki keunikan bulu-bulu halus berwarna putih dan hijau sepanjang batangnya.
“Anggrek ini sangat langka, mungkin juga satu-satunya Trichotosia yang memiliki bulu-bulu di dunia. Untuk varietasnya ini telah kami daftarkan ke BKSDA,” ungkap Andre.

Pengembangan anggrek Mamasa dimulai sejak tahun 2017 oleh sekelompok pemuda di Desa Tondok Bakaru.

Mereka memulai budidaya tanaman anggrek endemik Mamasa guna mendorong perekonomian masyarakat desa.

Seiring berjalannya waktu, budidaya tanaman anggrek ini semakin berkembang, dan banyak warga serta pemuda desa yang beralih profesi menjadi pembudidaya anggrek.

Melihat potensi besar ini, Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, bertekad menjadikan Mamasa sebagai daerah Taman Anggrek Dunia.