banner 600x50

Namun, Jokowi masih belum puas. Ia menginginkan adanya partner bagi PT Pindad agar lebih mempercepat dan memperbanyak lagi produksi munisi.

“Industri pertahanan di negara kita memiliki prospek yang baik dan harus dikembangkan baik yang berkaitan dengan peluru, kendaraan, senjata semuanya. Permintaan sangat banyak, tetapi akan lebih baik kalau kita bermitra atau mencari partner agar pengembangannya bisa lebih cepat,” kata Jokowi.

Krisis Peluru di Ukraina dan Rusia

Situasi di Ukraina menjadi bukti nyata betapa pentingnya ketersediaan peluru.

Ukraina saat ini kekurangan berbagai jenis munisi, mulai dari artileri hingga senjata perseorangan, sementara tentara Rusia mendapat pasokan munisi berlimpah karena industri pertahanan mereka bekerja maksimal layaknya di era Perang Dingin.

“Untuk saat ini, Rusia yang menjadi sasaran, karena tentara Ukraina berusaha mendapatkan amunisi terakhir untuk beberapa jenis senjata setelah berbulan-bulan Kongres AS menunda putaran baru bantuan militer dan keuangan.

Amunisi artileri dibutuhkan untuk mempertahankan garis pertahanan hingga benteng pertahanan selesai dibangun dan serangan Rusia yang diharapkan akan dimulai musim panas ini,” jelas The New York Times pada 5 April 2024.

Indonesia dan Tantangan Ketersediaan Munisi

Di Indonesia, Prabowo Subianto pernah menyatakan bahwa ketersediaan peluru militer Indonesia hanya cukup untuk bertahan di medan perang selama tiga hari.