banner 600x50

Dari sawah hingga toga, perjalanan impian Sikolah membuktikan bahwa tekad dan semangat bisa membawa kita ke puncak kesuksesan

Oleh: Harianto (Redaktur Katasulsel.com)

DI SEBUAH desa kecil di Sidrap, Sulawesi Selatan, hiduplah seorang anak, sebutlah namanya Sikolah (Disamarkan).

Ia adalah anak semata wayang dari pasangan keluarga kecil. Ayahnya, Pak Galung (Disamarkan) dan Ibunya, I Bola.

Sehari-hari, Pak Galung menghabiskan waktu di sawah sebagai petani penggarap sedangkan I Bola hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT)

Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Pak Galung sudah berada di sawah, membajak tanah dan menanam padi.

Meskipun hidup dalam keterbatasan, Sikolah tumbuh menjadi anak yang cerdas dan penuh semangat. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi dokter.

banner 250x250

Ia ingin mengabdikan dirinya untuk menolong orang lain, khususnya mereka yang tidak mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.

Cita-citanya tersebut tumbuh dari pengalaman pribadinya melihat banyak warga desa yang sakit namun tidak mampu berobat ke dokter.

Sikolah selalu rajin belajar dan sering menghabiskan waktunya di perpustakaan sekolahnya. Prestasi akademiknya gemilang, dan ia selalu menjadi juara di kelas semasa SMA.

Gurunya sering memuji kegigihan dan kecerdasannya. Ketika tiba saatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Sikolah mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu universitas ternama di Makassar.

Perjalanan Sikolah ke ‘Kota Daeng’ bukanlah hal yang mudah. Dengan dukungan penuh dari orang tuanya, ia meninggalkan desa tercinta untuk meraih impiannya.

Setiap kali ia merasa rindu atau menghadapi kesulitan, Sikolah selalu teringat akan pengorbanan orang tuanya.

Ia selalu mengingat wajah ayahnya yang penuh keringat di bawah terik matahari dan tangan ibunya yang kasar karena kerja keras.

Di Makassar, Sikolah menghadapi berbagai tantangan. Kehidupan kota yang jauh berbeda dari desa membuatnya harus beradaptasi.

Ia tinggal di sebuah kamar kos sederhana dan sering kali hanya makan nasi dan tempe untuk menghemat uang.
Namun, semua itu tidak memadamkan semangatnya. Sikolah belajar dengan tekun, mengikuti setiap kuliah dan praktikum dengan penuh antusiasme.