banner 600x50

JAKARTA – Pergantian kepemimpinan di Goethe-Institut Indonesien resmi diumumkan dengan Constanze Michel dilantik sebagai Direktur baru mulai 1 Agustus 2024, menggantikan Dr. Stefan Dreyer yang telah menjabat selama lima tahun terakhir. Michel akan menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi Direktur Goethe-Institut di Indonesia serta Direktur Goethe-Institut untuk wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.

Sebelum dipindahkan ke Jakarta, Constanze Michel memiliki rekam jejak panjang di Goethe-Institut, dengan lebih dari 18 tahun pengalaman. Ia memulai karirnya sebagai Kepala Bagian Kursus dan Ujian di Madrid, Spanyol, sebelum menjabat sebagai Direktur Regional Jerman sejak 2018 di München.

Michel menyatakan, “Goethe-Institut di Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, merupakan fokus strategis institusi kami. Saya sangat antusias untuk memperluas dan memperdalam kerja sama yang telah terjalin dengan para mitra kami, serta mengeksplorasi topik-topik baru melalui berbagai program. Saya sangat menantikan untuk mengenal perspektif Indonesia melalui beragam kolaborasi dan interaksi di masa mendatang.”

Dr. Stefan Dreyer, yang akan pensiun setelah masa baktinya selama 34 tahun di Goethe-Institut, mengakhiri jabatannya pada 31 Juli 2024. Dreyer pertama kali datang ke Jakarta pada tahun 1982 sebagai peserta magang, mengajar bahasa Jerman di lokasi lama Goethe-Institut di Jl. Matraman Raya, dan kemudian bertugas di Maluku. Selama kepemimpinannya, ia telah berkontribusi besar dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk pandemi COVID-19.

“Selama lima tahun terakhir, saya mendapat kehormatan besar untuk bekerja di Indonesia bersama mitra kami di negeri ini. Kami menghadapi situasi yang sulit, terutama dalam konteks pandemi, namun kami berhasil menjaga berbagai kolaborasi, koproduksi, dan pertukaran budaya,” ungkap Dr. Dreyer.

Di bawah kepemimpinan Dreyer, Goethe-Institut Indonesien berhasil beradaptasi dengan cepat selama pandemi dengan mengalihkan kursus bahasa Jerman dan program budayanya ke format digital, memastikan kelancaran kegiatan belajar dan pertukaran budaya. Salah satu pencapaian penting selama masa kepemimpinannya adalah penyelenggaraan pameran “Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak” di Galeri Nasional Indonesia pada 2022, yang merupakan hasil kerja sama dengan empat institusi seni dari Thailand, Singapura, Jerman, dan Indonesia.

banner 250x250

Selain itu, pada Januari 2023, Goethe-Institut Indonesien menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mengintegrasikan kelas bahasa Jerman dalam kurikulum program studi keperawatan di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan. Di Bandung, Goethe-Institut juga sedang mengembangkan sebuah sentra kompetensi untuk tenaga kerja ahli, yang bertujuan untuk menyediakan layanan dan koordinasi bagi kegiatannya di Asia Tenggara serta menciptakan sinergi dengan pelaku industri lain dari Jerman.

Dengan pelantikan Constanze Michel, Goethe-Institut Indonesien memasuki babak baru yang diharapkan akan memperkuat hubungan internasional dan memperluas dampak budaya di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.(*)