Sebagai pemain muda, Nathan sangat menyadari impian besar yang diemban oleh dirinya dan rekan-rekannya. “Bagi setiap pemain, lolos ke Piala Dunia adalah impian. Ketika Anda masih kecil, Anda bermimpi bermain di panggung besar. Jika kami bisa mencapai tahapan tersebut, kami akan berusaha keras untuk mewujudkannya,” tegasnya.
Dengan format baru yang memberikan lebih banyak peluang bagi wakil Asia untuk lolos, Nathan merasa optimis. “Ini adalah kesempatan yang bagus untuk lebih banyak negara Asia tampil di Piala Dunia. Kami juga memiliki peluang besar jika kami terus berkembang,” tambahnya.
Dalam hal inspirasi, Nathan menyebutkan pemain-pemain favoritnya seperti Alphonso Davies dan Theo Hernandez yang memiliki gaya bermain modern dan atletis. Namun, ia juga menekankan pentingnya dukungan keluarga sebagai motivasi utama dalam kariernya. “Orang tua saya adalah panutan saya. Dukungan dan kerja keras mereka mempengaruhi saya untuk terus berusaha dan melakukan yang terbaik,” ungkapnya.
Nathan juga berbicara mengenai tantangan psikologis yang dihadapi oleh pesepak bola muda. “Star syndrome adalah tantangan besar. Kami harus tetap fokus dan tidak terpengaruh oleh ekspektasi yang ada. Kami harus percaya pada diri sendiri dan menciptakan suasana yang mendukung di dalam tim,” jelasnya.
Walau perjalanan kariernya masih tergolong muda, dampak yang dibawa Nathan Tjoe-A-On bagi sepak bola Indonesia sudah mulai terlihat. Dengan optimisme dan dedikasi yang tinggi, ia siap menjadi salah satu pemimpin generasi sepak bola Indonesia untuk mencatat sejarah baru di pentas dunia.
“Tentu saja, tujuan kami adalah mencapai Piala Dunia dan mencetak lebih banyak sejarah. Secara pribadi, saya ingin terus berkembang dan menjadi pemain terbaik yang saya bisa,” tutup Nathan dengan penuh semangat.(edybasri)
Tinggalkan Balasan