banner 650x65

Dalam era yang serba cepat ini, kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi terbaru bukan hanya keuntungan, tetapi menjadi kebutuhan utama.

Di masa lalu, jurnalis seringkali berfokus pada pelaporan berita yang bersifat hard news—berita yang menekankan fakta dan kejadian terbaru.

Namun, hari ini, jurnalis juga harus menguasai soft news, mendalam ke dalam narasi yang lebih kompleks dan analitis.

Meliput berita tidak hanya tentang mengumpulkan informasi, tetapi juga tentang menyajikan cerita yang relevan dengan konteks sosial, budaya, dan politik saat ini.

Jurnalis juga semakin berperan sebagai fasilitator diskusi publik.

Mereka memanfaatkan platform mereka untuk memfasilitasi dialog antara berbagai pemangku kepentingan dan audiens.

Ini mengharuskan mereka untuk lebih proaktif dalam berinteraksi dengan masyarakat, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan memastikan bahwa berita yang disajikan dapat memperkaya pemahaman publik terhadap isu-isu penting.

Menghadapi arus informasi yang begitu deras, etika jurnalisme menjadi hal yang sangat krusial.

Di tengah arus berita palsu dan clickbait yang kian mengancam, jurnalis harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip jurnalisme yang kredibel: akurasi, keseimbangan, dan tanggung jawab.

Ini adalah tantangan besar di era di mana setiap orang bisa menjadi penyebar informasi.

Menjaga integritas dan kepercayaan publik adalah misi utama, dan tidak ada ruang untuk kompromi dalam hal ini.

Kembali lagi, jurnalis saat ini bukanlah jurnalis yang dulu. Yukemo Koto, rekan sekerja saya dulu Koran Harian Fajar Makassar, memberi istilah Not the Journalists of the Past….

banner 650x650