Mereka mengklaim bahwa pemusnahan ini adalah bagian dari mandat konstitusional mereka untuk memastikan bahwa sumber daya alam digunakan demi kepentingan rakyat Namibia.
Namun, tindakan ini menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk para aktivis lingkungan yang menganggapnya sebagai solusi yang sangat kontroversial dan tidak berkelanjutan.
Meski demikian, pemerintah Namibia berpendapat bahwa dalam situasi krisis seperti ini, langkah-langkah ekstrem mungkin diperlukan untuk menyelamatkan ribuan nyawa manusia yang berisiko.
Dengan lebih dari 200.000 gajah yang menghuni kawasan konservasi di lima negara Afrika bagian selatan, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampak jangka panjang terhadap populasi satwa liar di kawasan tersebut.
Sementara itu, Namibia menghadapi tantangan berat dalam memastikan kesejahteraan warganya di tengah kondisi yang semakin sulit. (*)
Tinggalkan Balasan