Nenek yang malang ini, dengan kondisi fisik yang memprihatinkan, tak mampu bergerak dan melihat.
Hanya dengan hati yang penuh kepasrahan, ia mengandalkan putrinya yang juga menghadapi tantangan berat.
Rumah yang mereka tempati sekarang lebih mirip seperti tempat perlindungan sementara, sangat jauh dari kata layak huni.
Kisah ini bukan hanya mengisahkan penderitaan mereka, tetapi juga menyoroti ketidakberdayaan dan keputusasaan yang harus dihadapi setiap hari.
Melihat mereka berdiri di tengah puing-puing harapan, masyarakat setempat merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu lebih dari sekadar memberikan bantuan sembako.
Dalam keheningan malam, saat mata tertutup dan tubuh terbungkus rapat dalam pelukan dingin, satu pertanyaan menyelinap dalam pikiran: Bisakah ada lebih banyak lagi yang dilakukan untuk nenek dan putrinya ini?
Akankah kisah mereka menjadi pemicu untuk perubahan nyata, bukan hanya sekadar mengisi kekosongan hati kita?
Tinggalkan Balasan