Asmi tersenyum mendengar celotehan anaknya yang menggemaskan. Baginya, pencapaian Abdul Jabbar bukan hanya milik suaminya seorang, tetapi juga hasil dari dukungan dan pengorbanan mereka sebagai keluarga. Banyak malam yang dilalui Abdul Jabbar dengan bergulat di meja kerja, menyelesaikan penelitian, sementara Asmi menjaga keseimbangan rumah tangga. Namun, semua itu terbayar hari ini.
Perjalanan dari Sidrap ke Makassar bukanlah perjalanan singkat. Dengan jarak sekitar 200 kilometer, mereka melewati hamparan sawah yang seolah memberi salam selamat kepada Abdul Jabbar, mengingatkan pada disertasinya yang membahas strategi meningkatkan produktivitas pertanian di Sidrap, kabupaten yang sebagian besar penduduknya adalah petani.
Abdul Jabbar berkomitmen dalam penelitian ini, mengungkapkan bagaimana pemerintah daerah dapat lebih berperan aktif dalam memberdayakan petani melalui program dan kebijakan yang terintegrasi dengan pendekatan berbasis UNDP Capacity Development Framework.
Sesampainya di kampus Unhas, keluarga Abdul Jabbar disambut suasana meriah. Aula Prof. Syukur Abdullah di FISIP Unhas telah dipadati oleh para lulusan doktor lainnya beserta keluarga masing-masing. Namun, di balik kemeriahan itu, hati Abdul Jabbar berdebar. Hari ini, setelah bertahun-tahun belajar dan meneliti, ia akan secara resmi dinyatakan sebagai doktor.
Di bawah bimbingan promotor dan tim penguji yang terdiri dari para profesor terkemuka, Abdul Jabbar berhasil mempertahankan disertasinya dengan sangat baik. Dalam ujian tutup yang melibatkan 7 penguji, termasuk dari Universitas Brawijaya Malang, disertasinya tidak hanya diakui secara akademik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Sidrap, khususnya di sektor pertanian.
“Pada prinsipnya, penelitian ini menemukan bahwa ada beberapa variabel penting yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian, termasuk peran strategis pemerintah daerah,” ucap Abdul Jabbar dengan nada penuh keyakinan saat memaparkan temuannya. “Pendekatan UNDP yang berfokus pada individu, organisasi, dan sistem memberikan solusi yang lebih adaptif dan responsif.”
Prosesi yudisium terbuka pun tiba. Ketika nama Abdul Jabbar disebut sebagai salah satu lulusan dengan predikat sangat memuaskan, seluruh aula bergemuruh oleh tepuk tangan. Air mata kebahagiaan mengalir dari mata Asmi, sementara Abidzar yang masih kecil berseru, “Papa lulus! Papa lulus!” sambil melompat-lompat kegirangan.
Tinggalkan Balasan