banner 600x50

Cairo, Katasulsel.com – Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., dan Dr. Amr Al Wardany, Anggota Dewan Fatwa Mesir, berbicara dalam pertemuan strategis terkait kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal. Kunjungan yang terjadi beberapa bulan lalu telah mencuri perhatian dunia internasional ketika gambar Imam Besar Nasaruddin Umar mencium kepala Paus Fransiskus viral di media sosial.

Tindakan simbolis tersebut menuai pujian dari berbagai kalangan, termasuk dari Dr. Amr Al Wardany. “Apa yang dilakukan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal adalah tindakan yang penuh makna, mencerminkan nilai-nilai Islam yang menghormati kemanusiaan,” ungkap Dr. Amr. 09/10/24.

Menurutnya, ciuman tersebut bukan sekadar penghormatan kepada sosok Paus Fransiskus, melainkan juga kepada usia dan kebijaksanaan beliau, sekaligus mencerminkan hubungan harmonis antara umat Islam dan Kristen.

Tindakan ini dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat dialog antaragama, terutama di Indonesia, yang dikenal dengan pluralitasnya. Bagi Dr. Amr, sikap Imam Besar Nasaruddin Umar adalah manifestasi dari Islam yang inklusif, moderat, dan menghargai keberagaman.

Beliau menegaskan bahwa sikap ini tidak mengurangi otoritas keagamaan seorang ulama, tetapi justru memperlihatkan bahwa Islam dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan agama lain.

“Di tengah gejolak global dan meningkatnya ekstremisme, Indonesia memiliki peran penting untuk menunjukkan wajah Islam yang damai dan toleran,” lanjut Dr. Amr.

banner 250x250

Kunjungan Paus ke Masjid Istiqlal dan sikap ramah yang ditunjukkan oleh Imam Besar Nasaruddin Umar menjadi simbol kuat yang diharapkan dapat mendorong lebih banyak dialog lintas agama, baik di tingkat lokal maupun internasional.

Prof. Nasaruddin menegaskan bahwa Masjid Istiqlal akan terus berperan aktif dalam mempromosikan dialog antaragama dan mengedepankan sikap kebangsaan dalam konteks keagamaan. “Indonesia, dengan keberagamannya, harus menjadi contoh bagi dunia dalam menjaga harmoni sosial dan kerukunan antaragama,” tutupnya.