banner 600x50

Indonesia tersengat. Ragnar Oratmangoen dan kawan-kawan mulai menggeliat. Menjelang akhir babak pertama, serangan demi serangan terus dilancarkan. Ivar Jenner, seperti seorang arsitek cerdik, mengirim umpan silang yang mengundang kemelut. Ragnar yang akhirnya menjawab, melepas tembakan akurat yang membawa Indonesia menyamakan skor 1-1.

Babak Kedua: Kembang Api Rafael Struick

Memasuki babak kedua, permainan semakin terbuka. Shin Tae-yong, pelatih Indonesia, memainkan kartu-kartu baru. Nama-nama seperti Eliano Reijnders dan Mees Hilgers muncul di tengah gemuruh stadion. Bahrain juga tak tinggal diam, mengganti beberapa pemain untuk menambah daya gempur.

Lalu datanglah momen Rafael Struick. Di menit 74, Struick yang mendapat umpan dari tengah, menggiring bola dengan percaya diri. Sedikit gocekan, lalu tembakan keras dari sudut sempit. Ebrahim Utfalla, kiper Bahrain, hanya bisa melihat bola terbang menuju pojok gawangnya. 2-1 untuk Indonesia, dan stadion bergemuruh.

Petaka Menit Tambahan

Waktu normal berakhir. Skor 2-1. Waktu tambahan 6 menit diberi. Para pemain Indonesia dan suporter mulai merasakan aroma kemenangan. Tapi sepak bola tak semudah itu. Misteri sepak bola terletak pada ketidakpastian.

Wasit Ahmed Al Kaf tak juga meniup peluit di menit ke-96. Tambahan waktu terus bergulir. Hingga di menit ke-99, Marhoon lagi-lagi menghantam pertahanan Indonesia. Kemelut di depan gawang, dan bola yang seperti berpihak pada Bahrain. Skor berubah menjadi 2-2. Harapan pupus. Kontroversi pun pecah.

Indonesia kini berada di posisi kelima klasemen dengan 3 poin dari tiga laga. Belum pernah kalah, memang, tapi sayang, kemenangan yang terasa dekat justru kembali menjauh. (edybasri).