banner 600x50

Setiap sendok tanah yang diambil adalah pengingat bahwa meski sang bayi pergi, cinta dan kasih sayang takkan pernah sirna.

Pukul 08.30 WITA, tubuh kecil itu akhirnya beristirahat dalam damai di Pekuburan Abadi Rijang Pittu.

Kehadiran pihak kepolisian dan warga sekitar tidak hanya sekadar formalitas.
Ini adalah manifestasi rasa kepedulian yang mendalam, seperti akar yang mengikat pohon-pohon di tengah badai.
Mereka bersatu, merangkul Nurhayati dalam pelukan hangat solidaritas. Di tengah kesedihan, ada harapan yang tumbuh.

Kapolres Sidrap, Dr AKBP Fantri Taherong, melalui Kapolsek Maritengngae, IPTU Antonius Pasakke, mengungkapkan kekaguman terhadap kolaborasi ini.

“Ini adalah contoh nyata dari solidaritas dan kemanusiaan. Masyarakat Sidrap selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang asal-usul mereka,” tegasnya. Suara itu menggema, menembus kesunyian yang pekat.

Proses pemakaman berlangsung dengan khidmat.