banner 600x50

Sidrap, Sebaran.com — Suasana di Bilokka, Kecamatan Panca Lautang, Sidrap, Jumat malam, 11 Oktober 2024, bergetar.

Warga tumpah ruah, seolah ingin menghapus debu ketidakpastian yang menggantung di langit Sidrap.

Calon Bupati Nomor Urut 2, H. Syaharuddin Alrif, atau akrab disapa Syahar, datang dengan senyum ramah, siap menyemai harapan.

Satu per satu, tangan warga menyambutnya.

Syahar pun balik menyalami mereka, merasakan hangatnya tatap muka, seolah menyambungkan kembali jalinan yang sempat terputus.

Nur Kanaah, pasangannya, berdiri di samping, memberikan aura tenang.

Di tengah kerumunan, kegembiraan melimpah. Seperti air yang mengalir deras setelah hujan, harapan kembali mengisi hati.

Di tengah malam yang cerah, Syahar mengambil tempat.

Suara lantang membelah malam, orasi politiknya mengalir deras, membawa visi dan misi untuk Sidrap yang lebih baik.
“Pupuk pertanian! Kita akan menormalkan pupuk menjadi 8 kwintal per hektare!” serunya, menyalakan semangat warga.
Dapat dirasakan, setiap kata membawa energi baru, seperti matahari yang menyinari ladang kering.

“Kelompok tani akan dirapikan. Kami akan tambah padi, dukung wanita tani, dan pastikan ada benih mandiri minimal setahun sekali,” lanjutnya.

Syahar berjanji, tak ada lagi petani yang terjebak dalam kesulitan.

Hama tikus, jalan tani, semua akan diperbaiki. Air minum bersih? PAMSIMAS akan dilancarkan, memudahkan setiap rumah mengakses kebutuhan dasar.

“Jalan tani dan sawah kita akan menjadi prioritas. Kabel listrik akan dialirkan ke sawah!” ungkapnya, dengan percaya diri.

Ia menjelaskan bagaimana uji coba yang dilakukan di beberapa wilayah Sidrap membuahkan hasil. Langit malam itu tampak cerah, seolah memberi restu atas janji-janji yang diucapkannya.

Malam itu, Bilokka tak hanya menjadi saksi bisu.

Ia menyaksikan sebuah pertemuan antara harapan dan janji, antara masa lalu yang penuh tantangan dan masa depan yang dijanjikan lebih cerah.

Syahar dan Nur Kanaah, dua sosok yang siap mengemban amanah, berdiri di tengah kerumunan.

Satu langkah kecil bagi Syahar, tetapi mungkin langkah besar bagi Sidrap.
Inilah malam di mana suara rakyat didengar, di mana impian menjadi nyata. Di Bilokka, harapan kembali bersemi.(*)