banner 600x50

Pj Sekda Sidrap, Andi Bahari Parawangsa, mewakili PJ Bupati Sidrap, menyampaikan apresiasi. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai leluhurnya,” ucapnya, menegaskan pentingnya melestarikan adat dan budaya.

Pesan dari Pj Bupati Sidrap juga diingatkan, bahwa Addatuang Sidenreng berperan menjaga nilai budaya Bugis, terutama di Sidenreng Rappang.

Dalam tausiyahnya, Petta Imam Besar Addatuang Sidenreng XXV, Dr. H. P. Syamsuddin, S.Ag., M.Ap, menjelaskan hikmah Maulid. “Nabi kita tidak pernah membenci adat budaya. Ia justru datang untuk menyempurnakannya,” tegasnya, menyampaikan pesan perdamaian dan toleransi.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk pemangku sementara Addituang Sidenreng, PYM Drs. H. Andi Syafiuddin, dan Permaisuri P. Syarifa Wardah Nelly, yang merupakan cicit dari tokoh Sufi penyebar Islam di Amparita. Juga hadir, Pj Sekda Sidrap dan Forkopimda, serta banyak perangkat adat dari berbagai daerah di Sulsel.

Di tengah keramaian, para tokoh agama, masyarakat, dan adat berkumpul, merayakan setiap detik dalam persatuan. Di antara mereka, ada keluarga Eks. Bupati Sidrap, para tokoh penting, dan generasi penerus yang mewarisi tradisi Sidenreng.

Peringatan Maulid ini bukan sekadar seremonial, melainkan pengingat akan arti penting budaya dan sejarah. Setiap ucapan, setiap langkah, adalah harapan untuk masa depan yang lebih baik, menjalin kembali jalinan erat antara generasi, menyeberangi batas waktu dan ruang.

Saoraja Mannagae, dalam keheningan dan hiruk-pikuk, menyimpan kisah-kisah yang akan terus hidup dalam hati setiap insan, jembatan antara generasi, menghubungkan sejarah dengan harapan, antara yang lalu dengan yang akan datang.(*)