Di jalan-jalan sempit, di gang-gang kecil, Fantry bergerak senyap. Pemberantasan kriminal dan narkotika adalah misi ketiganya.
Ia tahu, racun narkotika telah menyusup jauh ke desa-desa. Tapi dengan gigih, ia dan timnya mulai menarik benang-benang kusut itu, satu persatu. Penangkapan demi penangkapan. Tak kenal waktu, tak kenal ampun.
Namun, ia juga paham, tak hanya soal kejahatan yang perlu dihadapi. Birokrasi yang lambat juga musuh masyarakat.
Maka, program keempat lahir: peningkatan kualitas pelayanan publik. Polres Sidrap mulai berbenah. Layanan SIM, SKCK, hingga pengaduan masyarakat diperbaiki.
“Melayani adalah hakikat kita,” ujarnya. Dan benar saja, antrean kini lebih singkat, proses lebih mudah.
Tak bekerja sendiri, Fantry juga tahu bahwa kekuatan datang dari kebersamaan. Maka ia memperkuat sinergi dan kolaborasi antara instansi. Kepolisian, TNI, pemerintah daerah, hingga tokoh masyarakat. Semua dirangkulnya.
“Ini bukan kerja satu pihak. Ini kerja bersama,” katanya dengan bijak. Dan hasilnya terlihat. Koordinasi semakin lancar, tanggap bencana semakin cepat.
Tinggalkan Balasan