Program keenam, yang tak kalah penting, adalah peningkatan kapasitas dan kesejahteraan personel. Sebagai pemimpin, Fantry tahu bahwa prajurit yang sejahtera akan berjuang lebih gigih.
Ia tak hanya bicara soal gaji, tapi juga pelatihan dan dukungan moral. “Mereka, yang di lapangan, adalah pahlawan tak terlihat,” ucapnya bangga.
Seratus hari berlalu. Tapi Sidrap kini terasa berbeda. Lebih aman, lebih tertib.
Di bawah kendali Fantry Taherong, Polres Sidrap bukan hanya penegak hukum, tapi juga pelindung sejati.
Dan sekarang, tantangan besar di depan mata: Pilkada Sidrap 2024. Fantry telah bersiap. Ia tahu, pesta demokrasi bukan sekadar perhelatan politik. Ada potensi konflik di sana. Tapi ia percaya, dengan tim yang kuat dan program yang kokoh, Pilkada akan berjalan damai.
Langit Sidrap pagi itu masih biru. Angin bertiup pelan. Seratus hari telah menjadi catatan.
Tapi Fantry tahu, ini baru awal. Masih banyak yang harus diperjuangkan, masih banyak yang harus dijaga. Tapi satu hal pasti, Fantry Taherong telah menjadi teladan. Seorang pemimpin yang berbicara dengan tindakan, bukan sekadar kata.(*)
Tinggalkan Balasan