banner 600x50

Sidrap, Katasulsel.com — Asis T tidak pernah menyangka. Langkah kakinya yang sederhana, di sudut Kabupaten Sidrap, kini mengantarnya ke panggung nasional. Seorang guru agama Hindu, yang sehari-harinya mengajarkan Dharma kepada anak-anak Sekolah Dasar, tiba-tiba menjadi sorotan.

Semua dimulai dari dedikasinya. Lima tahun mengabdi. Lima tahun menanam benih. Ia membimbing, mendampingi, dan berorganisasi, selalu dengan semangat yang sama—seperti api kecil yang tak pernah padam. Kini, benih itu mulai tumbuh. Tumbuh menjadi prestasi.

Asis mewakili Provinsi Sulawesi Selatan dalam ajang bergengsi: Seleksi Nasional Anugerah Guru Pendidikan Agama Hindu Berprestasi Tahun 2024. Bogor, Jawa Barat, menjadi panggung finalnya. Di sana, Asis berdiri di antara guru-guru terbaik se-Indonesia. “Saya sangat bersyukur bisa sampai di sini,” katanya dengan mata berbinar. Rasa syukur yang tulus, seperti doa yang mengalir tanpa putus.

“Saya berterima kasih kepada Pembimas Hindu Sulsel, penyelenggara, dan semua pihak yang mendukung saya,” lanjutnya, suaranya sedikit bergetar. Bukan mudah sampai di sini. Persiapan panjang, sejak September hingga Oktober, telah ia jalani. Setiap langkahnya dihitung, setiap detail dipersiapkan. Asis tahu, ini bukan tentang dirinya saja. Ini tentang Sidrap. Tentang Sulawesi Selatan.

Bagi Asis, pencapaian ini bukan semata-mata soal kemenangan. Ini adalah buah dari dedikasi, karya, dan pelatihan yang ia jalani dengan sungguh-sungguh. Lima tahun mengabdikan diri sebagai guru agama Hindu, lima tahun membina generasi muda. Kumulasi dari setiap tetes keringat dan upaya yang tak pernah surut.

Soefarto B, Penyelenggara Hindu Kementerian Agama Kabupaten Sidrap, bangga bukan main. “Ini bukan hanya kemenangan Asis. Ini kebanggaan untuk Sidrap dan Sulawesi Selatan. Semoga di tingkat nasional, Asis bisa membawa harum nama daerahnya,” ujarnya.

Asis tersenyum, menyadari bahwa ini bukanlah akhir. Di Kabupaten Bogor, pada 14-16 Oktober 2024, ia akan melangkah lagi. Sebuah panggung besar menantinya. Bukan untuk bermegah-megah, tapi untuk membuktikan bahwa guru sederhana dari Sidrap pun bisa bersinar. Seperti bunga teratai di tengah danau—tenang, bersahaja, tapi menonjol di antara riak air yang lain.

Sulawesi Selatan menunggu dengan harapan. Sidrap berdebar-debar. Semua mata tertuju pada Asis. Prestasi ini lebih dari sekadar kemenangan pribadi. Ini adalah kisah tentang kegigihan, pengabdian, dan harapan yang tak pernah pupus.(*)