banner 600x50

Sidrap, Katasulsel.com — Desa Cipotakari malam ini, Senin, 14 Oktober 2024, berbeda dari malam-malam biasanya.

Di bawah langit yang gelap, bintang-bintang tampak bersinar lebih cerah saat Muh Yusuf Dollah dan Muh Datariansyah, Calon Bupati dan Wakil Bupati Sidrap Nomor Urut 1, menghadiri pertemuan dialogis dengan masyarakat. 

Warga terlihat datang berbondong-bondong, menanti sapaan hangat dan harapan baru dari pemimpin yang mereka dambakan.

“Terima kasih atas kehadiran Bapak-Ibu semua,” sapa Muh Yusuf, suara tegasnya menggema di antara tawa dan ceria masyarakat. 

Seakan angin membawa kata-katanya, menyentuh setiap hati yang mendengar. Pertemuan ini bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi sebuah jembatan menuju masa depan Sidrap yang lebih cerah.

Malam itu, Muh Yusuf tak hanya menyampaikan salam, tetapi juga membawa harapan. 

Dalam wujud program-program unggulan DOATA yang akan diusung pada Pilkada Sidrap, setiap kata seakan menari-nari di udara. 

Program-program ini, seperti bintang di langit, bersinar terang untuk masyarakat kurang mampu.

“Bayangkan, Pajak Bumi dan Bangunan hanya Rp 50.000,” ungkapnya, gestur tangannya menekankan beban yang akan dipangkas. 

“Pemerintah akan menanggung pajak ini. Ini bukan sekadar angka, tetapi pengharapan bagi keluarga miskin.” Dengan harapan, masyarakat tak lagi tertekan oleh tagihan pajak yang membebani.

Kemudian, ia bercerita tentang listrik gratis untuk masyarakat dengan daya 450 hingga 900 KWH. 

“Jangan biarkan tagihan listrik menggelapkan harapan keluarga,” tambahnya, penuh semangat. 

Program ini adalah langkah nyata mengurangi beban pengeluaran rumah tangga. Seakan memberi pelita di kegelapan malam.

Muh Yusuf melanjutkan, “Kami berkomitmen merenovasi 1.000 rumah setiap tahun. Rumah layak, adalah hak setiap orang.” Ia mengibaratkan rumah yang tidak layak huni seperti burung dalam sangkar, tak bisa terbang. 

Dengan program bedah rumah ini, ia ingin setiap keluarga dapat terbang tinggi, tinggal di tempat yang aman dan nyaman.

Namun, perhatian Muh Yusuf tak hanya terfokus pada bangunan. Ia berbicara tentang kesehatan. 

“Pengobatan gratis, transportasi ke rumah sakit tanpa biaya,” ucapnya. 

Ia ingin setiap warga, terutama yang kurang mampu, dapat mengakses kesehatan tanpa terbebani oleh biaya. Ini adalah nafas baru bagi mereka yang terdesak oleh penyakit.

Tak hanya itu, program seragam sekolah gratis juga mencuri perhatian. 

“Anak-anak kita berhak mendapatkan pendidikan tanpa hambatan ekonomi,” katanya. Dalam program ini, Muh Yusuf ingin memastikan setiap anak, tanpa kecuali, dapat mengenakan seragam sekolah dengan bangga.

“Mari kita bangun infrastruktur,” serunya, melukiskan program pembangunan jalan dan jembatan senilai Rp 5 miliar per tahun per kecamatan. 

Jalan yang mulus, jembatan yang kuat, adalah urat nadi perekonomian. Ia mengajak masyarakat membayangkan kehidupan yang lebih baik, aksesibilitas yang lebih mudah.

Sebagai penutup, ia mengangkat pentingnya kesejahteraan bagi imam, pegawai syara, dan guru mengaji. “Mereka adalah pilar moral kita. Mari kita tingkatkan kesejahteraan mereka,” ajaknya, seolah menggenggam harapan di tangan.

Malam itu, di Desa Cipotakari, pertemuan bukan hanya sekadar dialog. Itu adalah permulaan. Permulaan harapan, permulaan untuk Sidrap yang lebih baik. 

Dengan senyum dan harapan, masyarakat kembali ke rumah, membawa benih-benih cita-cita yang tumbuh subur dalam hati. Sebuah langkah kecil, namun penuh makna. Kita bisa bersama-sama membangun Sidrap yang lebih cerah.(*)