banner 600x50

Parepare, katasulsel.com — Parepare. Kota ini sudah lama menanti perubahan besar. Perubahan yang bukan sekadar janji, tapi terwujud nyata di lapangan. Sebuah harapan yang digantungkan pada sosok yang tepat, dengan visi dan misi jelas. Ir. H. Muhammad Zaini dan Prof. Dr. H. Bakhtiar Tijjang, mereka hadir menawarkan angin segar itu.

Parepare Maju, Berkelanjutan, Mandiri, Sejahtera.

Sederhana, tapi dalam maknanya. Visi itu, adalah mimpi mereka. Mereka bicara bukan tentang menambal jalan berlubang atau membangun gedung megah semata. Tidak. Ini tentang kesejahteraan yang berkelanjutan. Tentang ekonomi yang kokoh dari dasar, bukan hanya kulit luar. Tentang Parepare yang kuat, mandiri, tanpa bergantung pada pihak luar.

“Pembangunan ekonomi adalah kuncinya,” kata Zaini, wajahnya serius, tapi penuh keyakinan. Potensi lokal? Itu senjata Parepare. Sektor pertanian, perikanan, kelautan, semua itu bisa jadi emas kalau digarap dengan benar. Mereka tahu itu. Dan mereka siap membuka pintu bagi investor untuk ikut memajukan Parepare.

Pertanian, Perikanan, Kelautan: Pilar Kuat Ekonomi Daerah

Zaini bukan sekadar bicara. Dia menatap langsung ke akar masalah. Dari petani hingga nelayan, semuanya harus naik kelas. Parepare, kata Zaini, harus jadi penghasil pangan yang kuat. Perikanan yang berkembang pesat, sektor pariwisata yang meroket, industri yang menggeliat. Semua itu bisa diwujudkan, asal kita mau bekerja bersama.

Ekonomi Mandiri, Tanpa Ketergantungan

Bakhtiar, sang akademisi, tak mau kalah. Di balik senyumnya yang tenang, ia bicara lantang soal kemandirian ekonomi. “Kemiskinan harus kita lawan dengan memaksimalkan sumber daya daerah kita sendiri,” katanya. Sumber daya ini bukan sekadar hasil alam, tapi juga manusianya. Kekuatan UMKM dan koperasi, misalnya. Mereka adalah urat nadi ekonomi rakyat. Jika mereka diberdayakan, peluang pasar akan terbuka lebar. Produk lokal bisa mendunia, kenapa tidak?

Mengurangi Kesenjangan, Membangun yang Merata

Parepare adalah rumah bagi semua. Bukan hanya untuk yang di pusat kota, tapi juga di pelosok. Zaini dan Bakhtiar paham betul akan hal ini. “Pembangunan harus adil,” tegas Bakhtiar. Kesenjangan antar wilayah adalah luka yang harus disembuhkan. Mereka bicara soal pemerataan, pembangunan yang seimbang, dengan tetap menjaga alam.

“Lingkungan hidup harus jadi pertimbangan utama dalam setiap kebijakan,” tambah Zaini. Pembangunan bukan soal betonnisasi semata. Kita butuh pohon, kita butuh laut yang bersih. Itulah keseimbangan yang mereka maksud.