Sayangnya, dominasi itu bagai asap. Menyebar dan hilang seketika. Menit 21, kesalahan komunikasi di lini belakang. Abduweli, pemain China, langsung menerkam seperti serigala yang mencium darah. Gol! Paes tak mampu menghalau. 1-0, Indonesia tertinggal.
China tak berhenti di situ. Mereka memanfaatkan kelemahan Garuda di sektor kiri. Umpan panjang mengiris pertahanan.
Paes sibuk menepis. Tapi, menit 45, Zhang Yuning tak membiarkan kesempatan lewat. Umpan terobosan, diselesaikan dengan dingin. 2-0, babak pertama berakhir dengan Indonesia terengah-engah.
Babak Kedua: Dari Harapan yang Terkulai hingga Gol yang Terlambat
Shin tak tinggal diam. Babak kedua, ia melakukan pergantian besar. Marselino Ferdinan masuk, menggantikan Witan. Rizky Ridho dan Thom Haye menggantikan Hilgers dan Pattynama. Nathan dipindahkan ke bek kiri, mencoba memberikan aliran segar.
Indonesia menyerang, tapi China bertahan rapat. Seperti tembok besar, sulit ditembus. Peluang demi peluang datang, namun masih jauh dari kata memuaskan.
Hingga menit 86, saat Pratama Arhan melempar bola jauh ke kotak penalti. Kemelut. Thom Haye, yang baru masuk, menerjang dengan sepakan keras. Gol! 2-1. Asa yang kembali nyala, walau waktu tak lagi banyak.
Detik-detik terakhir terasa panjang. Garuda terus menekan. Tapi peluit panjang wasit tak berpihak. Waktu habis, laga berakhir.
Analisis: Garuda Masih Terlalu Rawan
Indonesia bermain dominan, tapi kreativitas seakan hilang saat mendekati gawang lawan. Serangan sayap yang lambat, tembakan yang melayang. Dan pertahanan, ah, di situlah letak kesalahan besar. Kekeliruan yang dibiarkan China manfaatkan dengan sempurna.
Tinggalkan Balasan