banner 600x50

Jakarta, katasulsel.com — Pesawat Garuda baru saja mendarat. Dari Bahrain, Timnas Indonesia melayang ke Qingdao.

Di sana, di negeri yang dikenal sebagai tembok besar itu, mereka tidak membawa keraguan. Yang mereka bawa: semangat. Nyali. Dan keyakinan.

Pelatih Shin Tae-yong (STY) berbicara dengan singkat. “Kami datang dengan semangat, kami bawa keberanian. Harapan kami, yang terbaik,” ujarnya, dalam konferensi pers yang terasa lebih seperti bisikan percaya diri, Senin 14 Oktober 2024.

Bagi STY, laga melawan Cina bukan sekadar pertandingan biasa. Ini adalah pertarungan. Pertarungan siapa yang bisa lebih banyak memanfaatkan peluang. Di atas kertas, mungkin kedua tim punya kesempatan yang sama.

Tapi di lapangan, STY tahu, peluang hanya akan muncul untuk mereka yang berani mencari, berani menjemput.

Cina, tuan rumah. Mereka datang dengan ambisi besar, layaknya seekor naga yang siap mencaplok mangsanya. Branko Ivankovic, pelatih asal Kroasia, punya misi yang jelas: poin penuh.

“Kami harus agresif. Kami akan mendapatkan poin,” katanya, penuh tekad, seperti api yang membara di ujung pedang.

Namun STY tidak gentar. Indonesia punya modal penting—tiga poin yang sudah dikantongi dari pertandingan sebelumnya. Di Grup C, Timnas Garuda memang masih duduk di posisi lima. Tapi Cina, tim yang mereka hadapi nanti, masih nihil poin.