banner 600x50

Sidrap, Katasulsel.com — Di salah satu rumah warga di Kelurahan Lakessi, Kecamatan Maritengngae, Rabu, 16 Oktober 2024, suasana terasa meriah.

Bendera kecil berwarna-warni berkibar lembut di tiang-tiang, seolah ikut menari dalam irama sambutan hangat.

Di tengah kerumunan, Calon Bupati Sidrap, H. Mashur, melangkah dengan senyum lebar. Seperti layaknya tamu istimewa, kedatangannya disambut tawa dan sapaan hangat dari warga.

Dialog pun dimulai. Suara warga bergema.

Mereka berbicara, mengeluarkan uneg-uneg yang mengendap. Tiga hal terungkap dalam obrolan santai, bak menu spesial yang disajikan di atas meja.

Pertama, tuntutan akan sekolah Taman Kanak-kanak. “Kami butuh tempat belajar untuk anak-anak,” ujar seorang ibu, matanya berbinar penuh harap. Anak-anak adalah masa depan, dan masa depan harus dipersiapkan dengan baik.

Kedua, keinginan untuk memiliki tempat nongkrong. Tempat di mana pemuda bisa bercengkerama, menyalurkan kreativitas, dan berbagi cerita.

“Kita butuh ruang untuk berkumpul, agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif,” tambah seorang pemuda dengan penuh semangat. Suara mereka mengalir, seakan arus sungai yang tak pernah kering.

Ketiga, perhatian terhadap pemberdayaan wanita. “Kami ingin lebih banyak program yang memberdayakan perempuan di sini,” ungkap seorang aktivis perempuan.

Suara ini tidak hanya menggema, tetapi juga menyentuh hati. Wanita adalah pilar keluarga, dan mereka berhak mendapatkan tempat dalam pembangunan daerah.

H. Mashur mendengarkan dengan seksama. Dalam setiap keluhan, ia menangkap gelombang harapan.

Seolah menjadi jembatan antara warga dan pemerintah.

“Saya mendengar semua aspirasi ini. Kita akan prioritaskan pendidikan, membangun taman kanak-kanak sebagai fondasi yang kuat untuk anak-anak kita,” ujarnya tegas, bak jendela yang dibuka lebar-lebar untuk membiarkan cahaya masuk.

“Tentu, tempat nongkrong juga penting. Kita akan sediakan ruang untuk generasi muda berkreasi,” tambahnya dengan semangat.

Warga tersenyum, wajah mereka bersinar penuh harapan.

Terakhir, ia berjanji untuk memfokuskan perhatian pada pemberdayaan wanita.
“Kami akan luncurkan program-program yang mendukung perempuan. Karena tanpa mereka, pembangunan tidak akan pernah sempurna,” katanya, suaranya menggema seperti janji yang tak akan dilupakan.

Suasana semakin hangat. H. Mashur mengakhiri dialog dengan pelukan hangat dari warga.

Seolah menyambutnya sebagai bagian dari keluarga. Dalam pelukan itu, ada harapan. Harapan akan masa depan yang lebih baik. Di tengah gemuruh suara tawa, cita-cita Sidrap bergetar, menunggu untuk terwujud.(*)