Jakarta, katasulsel.com – Sepi di luar, ramai di dalam. Pemanggilan nama-nama besar oleh Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, untuk kabinet baru semakin panas dibicarakan.
Namun, satu hal yang tak kalah penting adalah siapa yang akan memimpin PT PLN (Persero). Ini bukan sekadar soal listrik, tapi soal etika dan kepemimpinan.
Di bawah bayang-bayang Kementerian BUMN, PLN adalah raksasa. Bukan sembarang BUMN, tapi tulang punggung kelistrikan negeri.
Satu kesalahan saja, seluruh negeri bisa gelap. Karena itu, siapa yang duduk sebagai Direktur Utama PLN harus paham urat nadi perusahaan ini. Bukan sembarang pemimpin.
Ia harus lahir dari dalam, dari mereka yang sejak awal berkarir di PLN, bukan dari kalangan eksternal lagi.
“PLN itu bukan sekadar perusahaan. Ia adalah sistem. Untuk memahami sistem ini, harus orang yang bernafas listrik. Bukan hanya paham teknis, tapi juga tahu bagaimana menjalankan perusahaan dengan etika.
Sudah tiga kali kita dipimpin orang luar, hasilnya? PLN jadi lebih dikenal karena individunya, bukan prestasinya,” tegas Teuku Yudhistira, Koordinator Nasional Relawan Listrik Untuk Negeri (Re-LUN), saat ditemui di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Teuku Yudhistira, yang akrab disapa Yudhis, menambahkan bahwa pemilihan Dirut PLN seharusnya tidak lagi menjadi sekadar “jatah politik”.
Tinggalkan Balasan