banner 600x50

Sosok internal, menurutnya, lebih paham denyut kehidupan di perusahaan tersebut. “Rumah bagi mereka, ya PLN ini. Mereka tahu bagaimana menggerakkan roda kelistrikan negeri ini tanpa harus diajari lagi dari nol,” ujarnya.

Kekayaan yang Melonjak Tajam

Tapi ada yang lebih mengusik pikiran Yudhis. Soal kekayaan.

Dari Rp14,1 miliar pada 2020, kekayaan mantan Dirut PLN, Darmawan Prasodjo alias Darmo, melonjak menjadi Rp70,9 miliar dalam tiga tahun. Lonjakan yang menimbulkan tanda tanya besar. “Ini anomali.

Dalam tiga tahun, kekayaannya berlipat-lipat. Ini jelas perlu ditelusuri. LHKPN sudah jelas menunjukkan lonjakan ini. Darmawan seharusnya jadi contoh, bukan sebaliknya,” tegas Yudhis.

Lonjakan harta ini menjadi sorotan tajam. Terlebih, Darmo kabarnya punya ambisi besar kembali ke lingkar kekuasaan, entah di posisi Dirut PLN atau Wakil Menteri ESDM.

“Jika orientasinya kekayaan dan kekuasaan, kita khawatir. PLN butuh pemimpin yang lebih beretika, lebih manusiawi. Bukan yang berambisi mengejar kekuasaan,” kata Yudhis.

Humanis dan Beretika

Yudhis tak berhenti sampai di situ. Ia juga menyoroti gaya kepemimpinan yang keras dan tidak beretika.

“Pemimpin yang baik itu yang dihormati, bukan ditakuti. Kalau marah, ya jangan main gebrak meja, apalagi memaki pejabat yang lebih tua. Pimpinan harus berwibawa, tapi tidak arogan,” katanya.

“Jangan sampai pemimpin PLN ke depan sibuk mengutak-atik jabatan, memperhatikan ‘circle’ kecilnya saja. Kalau ada pegawai yang berprestasi, hargai. Jangan malah dimatikan karirnya hanya karena bukan orang dalam lingkaran,” tegas Yudhis.