Sidrap, Katasulsel.com — Nia Rose bingung. Matanya sibuk mencari jawab. Ada apa gerangan?
Tiba-tiba, Agung—suami tercinta—berdiri di tengah panggung. Cahaya lampu sorot menimpa wajahnya. Dengan penuh percaya diri, ia mengawali kata-kata.
“Umi, Bapak, Emak, keluarga semua, para pejabat TNI dan Polri yang hadir… Alhamdulillah,” suara Agung menggema.
Nia menahan napas. Sesuatu akan terjadi.
“Dulu, saat pendekatan, Nia pernah bilang… Dia ingin punya tempat sendiri. Sebuah usaha. Juli lalu, saya berjanji, saat menikah, saya akan berikan hadiah istimewa untuknya.” Agung menarik napas dalam, membuat semua mata tertuju padanya.
“Bismillah, tanggal 2 Oktober 2024, Allah izinkan saya mewujudkan itu. Hadiah untuk istriku: sebuah perusahaan, PT Dimatra, studio fotografi dan rumah produksi. Kini hak kuasanya milik istri saya.”
Hadirin terdiam sejenak. Tepuk tangan pecah. Nia? Hanya bisa tersenyum. Bahagia terlukis di wajahnya.
Tangan Nia kemudian menggenggam pena, tanda tangan itu mengukuhkan resminya perusahaan di tangan Nia Rose. Satu langkah baru untuknya.
Nia Rose, bukan nama asing lagi. Penyanyi dangdut muda berbakat dari Sidrap. Sejak jadi Duta Sulsel di ajang Liga Dangdut Indosiar 2020, kariernya menanjak cepat. Wajahnya mulai sering terlihat di layar kaca. Film, sinetron, acara dangdut—semua dirambah.
Tapi, Nia bukan sekadar artis dangdut. Di balik mikrofon, dia pandai menekan tombol kamera. Kerap kali, rekan-rekannya minta difoto olehnya. Nia juga punya podcast, dikelola sendiri. Kini, dengan studio barunya, ia berjanji akan mengelola perusahaan itu sebaik-baiknya.
“Ini bukan sekadar hadiah, ini masa depan,” pikirnya.
Dengan bakat dan keuletannya, studio itu mungkin tak hanya jadi tempat. Tapi mesin pencetak mimpi. Tepat di bawah tangan Nia.(*)
Tinggalkan Balasan