Tetapi hari ini, dengan pengurus baru, ada harapan baru. Fantry percaya, di tangan mereka, mesin koperasi akan berputar lagi.
Muhammad Rohady dari Dinas Koperasi tersenyum simpul. Bagi dia, koperasi adalah salah satu sumbu penting dalam perekonomian.
Kecil-kecil cabai rawit. Diam-diam menghidupi. Ia tak berbicara panjang, tapi isinya berbobot: “Dinas Koperasi selalu siap di belakang.”
Rohady dan timnya, mereka seperti “bengkel” bagi koperasi yang mulai macet. Siap turun tangan kapan pun diperlukan.
Mereka tak hanya memberi arahan, tetapi juga dukungan teknis dan modal. Karena tanpa bensin, bagaimana mesin bisa menyala?
Pengurus koperasi yang baru dilantik, wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka tahu tugas ini tidak ringan.
Tapi dalam setiap musyawarah, keputusan sudah bulat: koperasi harus jalan lagi. Polri perlu wadah yang menjaga ekonomi internalnya tetap stabil. Dan itulah peran koperasi.
Koperasi, bagi Rohady, adalah “rumah”. Rumah bagi mereka yang membutuhkan simpanan, pinjaman, atau bahkan sekadar solusi ketika gaji tak cukup menutup kebutuhan.
“Koperasi harus hidup, karena jika mati, kita kehilangan fondasi kecil dalam kesejahteraan,” ucapnya, tenang tapi pasti.
Pengukuhan ini hanyalah langkah awal. Di hadapan mereka, jalan panjang terbentang.
Menghidupkan lagi koperasi tak semudah membalik telapak tangan. Tapi dengan dukungan Dinas Koperasi, Rohady yakin, tantangan ini bisa diatasi.
Fantry dan Rohady, mereka paham satu hal: koperasi adalah alat kecil yang bisa membawa dampak besar.
Dan ketika alat itu digunakan dengan benar, setiap anggotanya akan merasakan manfaatnya.
Di akhir acara, berita acara ditandatangani. Simbol formalitas, tapi di balik itu, ada janji tersirat: koperasi ini akan kembali hidup.
Koperasi akan menjadi nafas baru bagi Polres Sidrap.(*)
Tinggalkan Balasan