banner 600x50

“Ekspor Rajungan-Kepiting bahkan melonjak 40,4%, memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan nilai ekspor keseluruhan,” ujar Budi. Ia menambahkan bahwa peningkatan ekspor CSG terutama didorong oleh permintaan tinggi dari Tiongkok dan ASEAN.

Sementara itu, impor perikanan Indonesia mengalami penurunan tajam sebesar 26,2% hingga September 2024. Total impor tercatat USD 366,98 juta dengan volume sebesar 212,49 ribu ton.

“Penurunan impor ini menjadi sinyal positif bagi peningkatan surplus neraca perdagangan,” jelas Budi.

Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana, menambahkan bahwa Tiongkok tetap menjadi negara asal impor terbesar dengan nilai USD 64,96 juta atau 17,7% dari total impor. Namun, nilai ini turun 42,6% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama pada impor Makarel dan Rajungan-Kepiting, yang masing-masing turun lebih dari 50%.

Erwin menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen meningkatkan ekspor melalui berbagai strategi. Salah satunya adalah memperluas akses ke pasar tradisional seperti Uni Eropa dan Jepang, serta membuka pasar baru di Afrika Utara dan Asia Selatan.

“Promosi produk perikanan di pasar internasional juga menjadi prioritas kami, melalui partisipasi dalam pameran besar seperti Japan International Seafood & Technology Expo dan Trade Expo Indonesia,” ungkapnya.