Jakarta, katasulsel.com — Seperti taburan cahaya di malam kota, Jakarta Fashion Week 2025 hadir dengan tema “Future Fusion.”
Sebuah dialog lintas zaman yang membawa wastra dalam nafas baru. Di tangan para desainer, kain bukan sekadar warisan, melainkan simbol perlawanan pada arus waktu yang gemar melupakan. Mereka menolak, menepis, dan melangkah ke depan – membawa masa lalu sebagai bintang.
Landasan peraga di Pondok Indah Mall 3 berubah. Tidak lagi sekadar model yang bergerak dingin, tapi ekspresi yang menyala. BIN House memulai jalan cerita ini dengan musik, senyum, dan kecupan udara.
Ada “Love Don’t Let Me Go” dari Angelina Jordan yang menemani langkah mereka, merangkai puisi visual. Sebuah sapaan ringan dari sang model untuk Puan Maharani membuat penonton histeris – politik dan seni, bersatu di satu ruang.
Tak ada kaku, tak ada jarak, hanya aksi interaktif yang melunturkan batas antara penonton dan panggung.
Obin, si penjaga waktu dalam wastra, hadir dengan “Sekapur Sirih.” Kebaya, batik, dan tenunan khasnya berjalan lembut – seakan berbicara sendiri tentang kisah-kisah lama. Sekilas klasik, namun segar, seperti siluet kebaya janggan putih dan angkin.
Obin tidak bicara tren. Ia bicara esensi. Ada warna-warna cerah di sana, bukan monokrom yang kaku. Sebuah pesan dari masa lalu yang ingin tetap hidup dalam bahasa modern.
Tinggalkan Balasan