Model melenggok dengan potongan rumbai besar yang terinspirasi kebaya. Setiap potongan punya peran, membawa tenun ke busana keseharian.
Felicia Budi melalui jenama fbudi hadir dalam dialektika kedua. Ia membawa tenun Sobi Muna dari Sulawesi Tenggara ke dunia streetwear. Desainnya berani, warna-warna vibran dan pola asimetris mengingatkan pada permainan tetris.
Tenun ini, katanya, “cocok untuk anak muda, bisa dipakai siapa saja.” Dari blazer, celana pendek, hingga gaun santai. Streetwear ini akrab, serasa dekat, seperti teman lama yang kembali dengan sentuhan baru.
Dialektika ketiga hadir melalui Era Soekamto. Ia memadukan tenun cual Sambas dan batik Jawa dalam koleksi “Pakerti.” Setiap helai adalah akulturasi, perpaduan budaya Melayu dan Jawa yang sarat makna. Tenun cual ini bukan sekadar kain, tapi simbol kehormatan, martabat, dan status sosial.
Tinggalkan Balasan