Tak ingin jasad yang sudah renta itu disentuh lebih dari yang seharusnya. Mereka memilih ikhlas, percaya bahwa ini kecelakaan. Tangan lelah yang terlepas saat hendak menimba, begitu dugaan mereka.
“Kami sudah melakukan pemeriksaan luar,” tambah Kapolsek. Hasilnya, tak ada tanda-tanda kekerasan yang mencurigakan. Meski begitu, olah TKP tetap dilaksanakan.
Setiap sudut diperiksa, karena jawaban kadang tersembunyi dalam keheningan.
Tragedi sumur tua ini, barangkali mengingatkan, betapa ringkihnya manusia. Di usia lanjut, hanya satu momen yang bisa mengubah segalanya.
Keluarga memilih menerima, percaya hidup dan mati, datang dengan jalannya sendiri. Paka Dg. Tutu pergi dalam sunyi, tapi kisahnya tetap mengalir, bersama air di sumur tua itu. (*)
Tinggalkan Balasan